TRADISI Pilihan

Kampung Ramadhan Jogokariyan, Surganya Pemburu Takjil

26 Maret 2023   11:16 Diperbarui: 26 Maret 2023   11:37 3152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Ramadhan Jogokariyan, Surganya Pemburu Takjil
sumber gambar: dokumen pribadi

Penjabat wali kota Yogkarta, Sumadi, mengapresiasi peranan Masjid Jogokariyan dalam memberdayakan warga, terutama para jamaah.

"Alhamdulillah, peran masjid tidak hanya jadi pusat dakwah, tetapi bisa memberdayakan masyarakat. Sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat disekitarnya, dengan 280 pedagang terfasilitasi di sini," ujarnya.

Sumadi juga menghimbau kepada masyarakat maupun pengunjung agar tetap menjaga aspek kesehatan juga lingkungan. Baik pedagang maupun pengunjung juga diharapkan bisa membantu program Pemkot Jogja dalam mengampanyekan zero sampah anorganik.

Di Masjid Jogokariyan selain berbagi menu buka puasa secara gratis, ada juga beberapa kegiatan rutin lainnya untuk menunggu waktu buka, yakni acara kajian dan iktikaf jelang akhir Ramadhan. Untuk acara puncak KRJ, biasanya diadakan pula sesi bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR) untuk anak-anak di sekitar Masjid Jogokariyan dan hadiah sebagai apresiasi terhadap terselenggaranya acara tersebut dengan lancar.

"dokumen pribadi"
Awalnya kegiatan Kampung Ramadhan ini hanya dengan membagikan buka puasa secara gratis, belum ada stand -- stand kuliner yang berjualan di sekitaran masjid. Masjid ini diketahui sudah sejak lama membagikan makanan berbuka gratis selama Ramadhan. Dari bertahun-tahun yang lalu yang diawali pembagian makanan sekitar 600 sampai 700 piring, Donasi setiap tahun semakin meningkat, sehingga jumlah yang dapat dihidangkan saat ini dapat mencapai ribuan porsi dan tentu saja dengan menu yang sangat lezat. Kini jumlah makanan gratis yang dibagikan untuk berbuka puasa di Jogokariyan terus bertambah hingga mencapai 3000 piring per hari saat Ramadhan.

Minat pengunjung yang sangat antusias membuat piring-piring makanan tersebut ludes dalam waktu yang sangat cepat. Untuk mengatasinya, pihak panitia menyediakan roti untuk dibagikan kepada masyarakat yang ingin berbuka, berjaga-jaga jika makanan habis. Kemudian, muncul ide untuk mendatangkan para pedagang ke sana.

Dalam merekrut pedagang untuk Kampung Ramadhan Jogokariyan, pihak panitia tidak memberikan banyak syarat, semuanya dapat  bergabung, langkahnya pun juga mudah. Pertama, yang harus dilakukan yaitu datang ke Masjid Jogokariyan untuk mengisi formulir, kemudian meminta izin memakai halaman rumah warga untuk jualan. Jenis makanan yang dijual juga beragam. Ada berbagai menu tradisional, serta beragam makanan ringan dan berat yang dapat dikonsumsi saat berbuka puasa. Sejak saat itu, semakin banyak pedagang mampir ke KRJ dan seiring waktu gelaran ini menjadi salah satu simbol Ramadhan di Yogyakarta.

Masjid Jogokariyan ini dibangun sejak tahun 1966 dan mulai digunakan oleh masyarakat pada tahun 1967. Masjid ini diresmikan langsung oleh ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah pada Agustus 1967, yang bertepatan dengan HUT RI.

Nama yang diambil dari Masjid Jogokariyan ini ternyata mengikuti pada nama kampung dimana masjid ini berada yaitu Jogokariyan. Masjid ini dibangun dari sepetak tanah wakaf yang berukuran 600 meter persegi yang saat ini dikembangkan pembangunannya menjadi 1.118 meter persegi.

Dari luasnya bangunan masjid ini, para pengelolanya juga membuat sebuah ruangan Islamic Center yang terdiri dari 3 lantai dan beberapa ruangan yang terbagi menjadi meeting room dan juga terdapat kamar untuk penginapan pada lantai tiga. Sehingga luas tanahnya menjadi 1.478 meter persegi. Masjid  Jogokariyan sendiri terletak di ujung persimpangan jalan, sehingga sangat strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan.

Manajemen masjid jogokariyan masuk dalam langkah strategi dan praktis. Yaitu dengan konsep manajemen masjid ada 3 langkah yaitu pemetaan, pelayanan, dan pemberdayaan. Mengundang jamaah ke masjid dengan penuh hormat adalah data jamaah tersebut di gunakan untuk gerakan subuh berjamah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun