Indahnya Torelansi Beragama
"Indahnya Toleransi antar Umat Beragama"
Toleransi merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang. Toleransi sendiri merupakan sikap saling menghargai, menghormati, dan tidak memaksakan kehendak orang lain agar sama dengan kehendak yang kita inginkan.
Kali ini kita akan membahas topik tentang "Indahnya Toleransi antar Umat Beragama". Ada tiga pertanyaan yang perlu dibahas saat berbicara tentang toleransi beragama, yaitu : Apakah yang dimaksud dengan toleransi bergama? Apakah tujuan toleransi bergama? Dan bagaimanakah bentuk toleransi beragama itu?
Toleransi beragama adalah sikap saling menghormati, menghargai antar umat beragama. Dalam Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular menyebutkan bahwa "Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa" yang memiliki arti : berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada kebenaran yang kedua.
Kitab ini menggambarkan toleransi beragama yang sudah sejak zaman dahulu terjalin, yaitu pada masa pemerintahan kerajaan Majapahit. Indonesia memiliki banyak pulau dan beragam suku bangsa dan agama. Walaupun demikian, kita adalah bangsa Indonesia yang bernaung dibawah negara kesatuan Republik Indonesia. Jangan hanya karena suatu perbedaan, menjadikan kita terpecah belah, kita adalah satu bahasa, satu bangsa, dan satu negara yaitu Indonesia.
Sila pertama Pancasila "Ketuhanan yang maha Esa" memberikan kebebasan kepada setiap invidu untuk meyakini kepercayaannya masing-masing, menjalankan ajaran agamanya, dan menjunjung tinggi keyakinan dari agama lain. Orang yang toleran juga tidak mengganggu aktifitas agama lain, tidak merusak tempat ibadah dan tidak mengganggu keyakinan umat beragama, serta tidak mencela ataupun menghina agama lain dengan alasan apapun.
Indonesia memang negara yang plural, namun pluralisme agama bukanlah kenyataan yang mengharuskan orang lain untuk saling menjatuhkan, merendahkan, atau membanding-bandingkan antara agama satu dengan yang lainnya. Dengan menerapkan sikap toleransi bertujuan mewujudkan sebuah persatuan diantara sesama manusia dan warga negara Indonesia, khususnya tanpa mempermasalahkan latar belakang agamanya.
Tujuan dari toleransi beragama juga dapat digambarkan dalam semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yaitu "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Makna dari semboyan tersebut adalah meskipun Indonesia dihadapkan dengan berbagai perbedaan dalam berbagai hal, akan tetapi memiliki tujuan yang sama. Tujuan yang sama adalah tujuan utama toleransi bangsa Indonesia. Toleransi beragama memiliki banyak manfaat, diantaranya :
Menghindari perpecahan antar sesama
Mempererat hubungan antar umat beragama
Meningkatkan ketaqwaan, dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
Dari contoh manfaat diatas dapat membuat kita meningkatkan iman dan ketakwaan masing-masing penganut agama dengan kenyataan agama lain. Dengan demikian, kita sebagai umat beragama semakin menghayati dan memperdalam ajaran agama dan berusaha untuk mengamalkannya, mencegah terjadinya perpecahan antara umat beragama akibat adanya perbedaan.
Toleransi ini sesungguhnya memiliki banyak penafsiran dan banyak pemahaman. Oleh karena banyak berbagai persepsi tentang bagamaina bentuk dari toleransi beragama yang dilakukan. Said Agil Al Munawar menjelaskan dalam bukunya ada dua macam toleransi yaitu toleransi statis dan toleransi dinamis.
Toleransi statis adalah toleransi dingin tidak melahirkan kerjasama hanya bersifat teoritis. Jadi dalam hal ini toleransi hanya sekedar anggapan masyarakat yang tahu secara idealis namun tidak pada penerapanya. Toleransi dinamis adalah toleransi aktif melahirkan kerja sama untuk tujuan bersama, sehingga kerukunan antar umat beragama bukan dalam bentuk teoritis, tetapi sebagai refleksi dari kebersamaan umat beragama sebagai satu bangsa. Toleransi dibagi menjadi dua macam yaitu :
Toleransi terhadap sesama muslim
Agama Islam adalah agama yang membawa misi rahmatan lil 'alamin. Maka dari itu di dalamnya selalu mengajarkan tentang tenggang rasa, memberi kebebasan berpikir, berpendapat dan saling cinta kasih diantara sesama manusia dan sesama muslim pada khususnya.
Toleransi terhadap non muslim (berbeda agama)
"Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus." (Q.S. al Baqoroh : 213).
Dari terjemahan ayat diatas Q.S. al Baqoroh ayat 213 yang telah disebutkan, maka dapat disimpulkan tiga hal yaitu:
Umat manusia memiliki satu kesatuan di bawah satu Tuhan
Kekhususan agama-agama yang dibawakan para nabi
Peranana Wahyu (kitab suci) dalam mendamaikan perbedaan antar berbagai umat beragama.
Salah satu contoh dari indahnya toleransi beragama dapat kita ambil dari trend yang akhir-akhir ini sedang rame dimedia sosial yang kita kenal dengan istilah "war takjil". Maraknya war takjil di media sosial mencerminkan bagaimana platform digital telah menjadi wadah yang kuat untuk mempromosikan toleransi dan kebersamaan. Melalui berbagai unggahan video, foto, dan cerita yang dibagikan. Dari trend war takjil ini banyak pesan tentang keragaman, persatuan, dan toleransi antar agama menyebar dengan cepat dan luas.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hujurat [49:13], "Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah SWT ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal".
Istilah war takjil juga menunjukkan bagaiman kebaikan dan kebersamaan tidak mengenal batas agama atau kepercayaan. Dalam konteks ini, berbagi takjil terlepas dari agama atau kepercayaan mereka, melainkan ini adalah tindakan yang didasarkan pada kebaikan setiap individu. Melalui war takjil kita tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga mewujudkan nilai-nilai kebajikan yang diajarkan dalam ajaran agama masing-masing.
Komunikasi media sosial memberikan ruang bagi individu untuk menyampaikan pesan toleransi dan kebersamaan secara luas dan instan. Pesan-pesan positif tentang kebersamaan, saling menghormati, dan berbagi kebaikan dapat dengan mudah menyebar ke berbagai lapisan masyarakat. Ini tidak hanya mengundang partisipasi aktif dari umat Islam, tetapi juga membangun kesadaran dan empati diantara mereka yang mungkin tidak familiar dengan tradisi Ramadhan.
Selain itu war takjil juga menciptakan kesempatan untuk membuka dialog yang lebih luas tentang pentingnya toleransi dan keragaman dalam bermasyarakat. Dengan demikian war takjil tidak hanya sekedar tradisi kuliner di bulan Ramadhan yang menyenangkan, tetapi juga sebuah peristiwa sosial yang mempromosikan nilai-nilai toleransi dan kebersamaan.
Dalam periode yang penuh dengan tantangan dan konflik, war takjil adalah contoh nyata yang dapat menjadikan kekuatan positif dalam membangun jembatan antar umat beragama. Dengan saling menghormati dan menjaga toleransi. Contoh ini dapat menjadi tradisi positif yang mempererat kebersamaan dan toleransi antar umat beragama.
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa setiap agama mengajarkan kita untuk saling kasih sayang antar umat beragama, maka dari itu sudah jelas dalam kehidupan beragama kita harus memperlakukan semua agama dengan baik, sungguh indahnya toleransi antar umat beragama ini.