Hujan di Bulan Ramadhan
Malam itu.... ia terlibat perselisihan. Dengan keadaan sempoyongan, ia mencari perkara kepada preman-preman di malam itu. Beberapa preman-preman tidak mengindahkan kata-kata yang keluar dari anak muda yang mabuk itu, akan tetapi lama-kelamaan mereka pun kesal hingga menghunjamkan tinju ke perutnya dan ia terkapar sudah.
Hujan pun deras, dan luka-luka memar di tubuhnya membuat jalan pulang semakin berat. Ia pingsan kembali di depan musholla, melihat hal itu Ari lalu mengambil payung dan mencoba melakukan pertolongan. Hujan pun masih meninggalkan jejaknya hingga rintik-rintik kecil pada waktu sahur. Riza dibangunkan di dalam kamar Ari dan memberikannya makanan.
Ari lalu mengajaknya sahur dan menceritakan beberapa hal kepadanya yang mungkin bisa jadi pelajaran. Riza pun menangis dan memeluk Ari dan menyatakan ia takkan pulang hingga beberapa hari ke depan sambil memulihkan tenaganya.
Hari berganti hari, kedua orang tua Riza cemas. Bahkan mereka sudah melapor kepada RT setempat serta kepada pihak yang berwajib , mengingat ia tak pulang beberapa hari. Beberapa warga lalu berdatangan dan menyampaikan rasa prihatinnya kepada mereka. Namun suatu hari pak Salman datang dan memberi kabar bahwasanya ia mendapat kabar bahwa preman yang beberapa kali terlihat bersama Riza telah ditangkap oleh kepolisian.
Mendengar kabar itu, mereka langsung berangkat menuju kantor polisi dan menanyakan beberapa hal yang mungkin bisa menjadi petunjuk. Setelah berjam-jam mereka disana, tidak ditemukan petunjuk apapun hingga waktu beranjak sore. Mereka pulang mengendarai mobil dan berhenti di musholla yang ditempati Ari untuk menunaikan sholat Ashar.
Sebelum masuk ruang utama, mereka bertemu Ari dan mengucapkan salam. Ketika akan memasuki tempat Wudhu, ayah Riza melihat seseorang yang sepertinya ia kenal. Dan ternyata benar, ia adalah Riza anaknya yang dicari selama ini yang sedang membersihkan tempat wudhu. Air mata ayahnya menetes dan mengucap syukur.
Ayahnya pun memasuki ruang utama dengan berurai air mata, ibunya yang melihat hal itu menanyakan apa sebabnya. Setelah ayahnya bercerita panjang lebar, ibunya pun menangis dan mencari anaknya tersebut . Ia langsung memeluk Riza dengan berurai air mata. Ari pun tersenyum senang.
Setelah sholat Ashar selesai , mereka berempat berbincang-bincang hal kecil. Ayah dan ibu Riza lalu berpamitan kepada Ari . Akan tetapi , Riza mencegah dan mengajaknya untuk pulang bersama dan menjadi adik angkatnya. Ari tersenyum gembira, dan mengiyakan. Mereka pun pulang diiringi hujan yang mulai datang dengan rintiknya dan menjalani berbuka yang beberapa jam lagi akan ditunaikan.