Konsep Bahagia Dalam Al Qur'an
Ada seorang laki-laki yang ngin menjamu tamnuya Nabi, kemudian laki-laki itu pergi kerumahnya dan istrinya mengabari bahwa tidak ada makanan lagi di rumahnya. Kemudian makanan yang dimiliki hanya cukup untuk menyuguhi tamu saja, akhirnya saat tamu itu datang , disuguhilah makanan kepada tamu, anak-anaknya tertidur dalam kondisi kelaparan, lampunya di matikan dan suami istri itu juga dalam kondisi kelaparan. Namun mereka tetap memiliki kebahagiaan sendiri karena mereka bisa menjamu tamunya Nabi. Walaupun mereka dan anak-anaknya sedang berada dalam kondisi lapar.
Maka dari sini kita ketahui bahwa bahagia itu nyata walaupun tidak memberikan kita kepuasan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan konsep bahagia:
- Bahagia itu adalah hasil bukan proses, bahagia itu proses dari perjalanan panjang
- Bahagia itu tidak bisa dicari oleh manusia, namun kebahagiaan itu adalah pemberian dari Allah
Ibnu Taimiyah menjelaskan " Di dunia ini ada syurga, siapapun yang tidak merasakan syurga didunia, maka ia tidak akan merasakan syurga diakhirat"
Sesungguhnya syurga di dunia itu bisa ditemui melalui PINTU Kebahagian.. Lantas apa pintu-kebahagiaan itu?
Pintu kebahagiaan:
- Senantiasa bersandar dan beriman kepada Allah
Allah berfirman : Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). (QS. Al-bayyinah :5)
Ini termasuk juga keimanan. Dimana jika kita memili keimanan yang kuat kepada Allah, itu artinya kita mengiklaskan dan menyandarkan segala sesuatu yang kita lakukan hanya kepada Allah semata dengan hal ini maka Allah akan membalas kita dengan kebahagiaan.
Kebahagiaan itu tidak melulu mendapatkan rezeki yang berlimpah atau mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan, hati yang tenang juga merupakan kebahagiaan dalam kehidupan manudia. Berapa banyak orang dimuka bumi ini yang memiliki tingkat kepuasan tinggi dalam hidupnya, semua keinginannya bisa ia penuhi sendiri, namun dalam dirinya tidak timbul kebahagiaan, karena kebahagiaan itu tidak datang begitu saja, kebahagiaan itu hanya datang kepada setiap hamba yang Allah ridhai saja.
Barakallah Fii Kum