THR Jadi Obat Kuat
Uang oh uang, ternyata aku terlambat sadar bahwa kamu adalah sahabat sejatiku.
Biasanya ada ungkapan romantis jaman puber dulu, tanpa cintamu aku mati.
Ternyata itu pemikiran yang salah.
Ternyata selama ini saya tersesat. Namun untungnya saya sadar bahwa semua orang ingin menjadi kapitalis alias orang kaya banyak banget uangnya.
Inilah rasanya menjelang lebaran idul Fitri.
Uang sangat di butuhkan untuk membeli dan membayar sesuatu.
Di mulai dari beli sembako dan busana bagus sampai bayar kewajiban dari uang sekolah, kursus ini, asuransi jiwa termasuk ganti oli otomotif.
Namun belum termasuk biaya untuk menciptakan mimpi - mimpi yang ternyata, harus dilakukan secara pribadi, karena pihak lain merasa tidak pantas memberikan dukungan.
Ya seperti itulah kenyataan.
Mimpi - mimpi indah itu adalah mudik. Suasana reuni keluarga di hari suci. Tertawa bersama walau di hati kecil ada ganjalan sebesar kerikil.
Dan anehnya batu kerikil tersebut bisa tumbuh seperti batu ginjal.
Di sinilah harus di ciptakan aksi manipulatif . Di sini juga harus mampu berakting seperti artis terkenal.
Pura-pura senang, pura-pura merasa sukses.
Sebab jika bersikap jujur akan tersingkir dari pergaulan secara hening. Pelan-pelan satu persatu menjauh.
Inilah rasanya dekat dengan saudara kaya malu karena terlihat miskin, dekat dengan saudara miskin pun malu karena terlihat miskin pula.
Tuhan, aku menangis.
Untungnya ada THR, tunjangan hari raya.
Uang secuil itu di buat untuk menciptakan mimpi-mimpi indah menjadi sempurna.
Walau nilainya berada di tengah. Tidak rendah dan tidak tinggi.
Karena THR, rasa lemas berubah kuat.
Karena THR, rasa sedih menjadi bahagia.
Karena THR, terbiasa menjadi manusia hina akhirnya berganti menjadi manusia mulia.
Semoga tercapai untuk tahun depan, secepatnya ada bantuan THR dari pemerintah daerah untuk semua rakyat di setiap provinsi supaya beban mental rakyat berkurang banyak. Aaammmiiinnn