Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Konsultan

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memiliki Lingkungan yang Tidak Toxic adalah Berkah

12 Maret 2024   22:31 Diperbarui: 12 Maret 2024   23:44 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memiliki Lingkungan yang Tidak Toxic adalah Berkah
Lingkungan penulis di bidang keagamaan Majelis Dzikir TQN Benteng Suryalaya - Surabaya (Dokumentasi pribadi)

Menjaga hubungan baik dengan sesama di antaranya dapat diwujudkan dengan mencintai orang yang membenci, memaafkan orang yang berbuat salah, dan berbuat baik kepada yang dimaafkan. Sungguh berat mencintai orang yang membenci kita, memaafkan orang yang berbuat salah, dan berbuat baik pada orang yang dimaafkan.

Jika tidak ada keikhlasan tidak mungkin memiliki kesabaran dan kekuatan untuk berbuat demikian. Namun, jika iman telah kuat di hati, maka apapun yang dilakukan orang lain kepada kita sesungguhnya merupakan takdir dari Tuhan.

Apapun yang terjadi sangat bergantung pada bagaimana respon kita. Jika respon kita buruk, maka sesungguhnya kita tidak lebih baik dari orang yang berbuat buruk pada kita. Tapi jika respon kita baik, maka derajat kita sesungguhnya lebih baik dari orang yang berbuat buruk itu. Atas respon baik dan kesabaran itu, tentu Tuhan tidak akan mengingkari janji-Nya untuk memberikan keberkahan.

Sekali lagi, berat berbuat baik pada orang yang membenci kita, memaafkan orang yang berbuat salah, dan berbuat baik pada yang dimaafkan. Kebanyakan orang hanya maafkan saja, kemudian tidak mau berhubungan lagi yang yang dimaafkan itu alias memutuskan hubungan. Padahal keutamaan dari memaafkan adalah berbuat baik pada yang dimaafkan itu.

Kemampuan semacam itu mungkin memang tidak bisa dimiliki semua orang. Tapi semua orang bisa melakukannya dengan mempelajarinya. Banyak sejarah para Nabi dan Rasul yang mengisahkan bagaimana mereka berbuat baik pada orang-orang yang awalnya membenci dan menyerangnya. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW memaafkan dan berbuat baik lada penduduk Mekkah saat Fathul (Penaklukan) Mekkah. Alih-alih menghukum orang-orang yang pernah menyerang Beliau, Rasulullah justru memaafkan dan berbuat baik pada mereka.

Mungkin kita akan berkata "itu kan akhlak Rasulullah, mana mungkin kita bisa menirunya?". Justru Rasulullah harus menjadi teladan kita dalam berbagai hal. Termasuk bagaimana menciptakan lingkungan yang baik. (nra)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun