Menanti Hadirnya Lailatul Qodr
Salah satu keistimewaan Romadon adalah kita akan menjumpai lailatlu qodr, dalam al-qur’an sudah dijelaskan bahwa: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemulian. Dan tahukah kamu apa malam kemulian itu? Malam kemulian itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
Malam itu (penuh) kesejehteraan sampai terbit fajar. (QS 97: 1-5). Secara terminologi lailatul qadr diartikan sebagai malam kemulian sebagaimana Allah firmankan dalam surat al-qadr. Lailatul qadr terdiri dari dua suku kata, 1). Lailah maknanya malam, 2). Al-qadr maknanya adalah kemulian. Menurut Quraisy Shihab dalam buku Lentera Al-Qur’an makna Qodr berati “mulia”. Kemuliannya, antara lain, karena turunnya Al-Qur’an pada malam itu.
Sedangakan menurut KH. Yusuf Chudlori dalam penjelasanya di Fast FM Radio Lailatul qodr juga bisa diartikan karena turunya berkah, rahmah dan magfirohnya Allah. Dan bagi orang yang menghidupkan malam-malam lailatul qodr adalah merekalah yang akan mendapatkan kemuliaan.
Sebagian ulama juga ada yang memaknai qodr itu at taqyid yaitu pembatasan atau disembunyikan dari pengetahuan manusia tentang waktu kejadiannya dan kapan turunya lailatul qodr? Akan tetapi para ulama bersepakat bahwa lailatul qodr secara mashur ini akan turun pada malam-malam ganjil tepatnya setelah tanggal 20 Romadon.
Dengan demikian, lailatul qodr bisa diprediksi turunya pada tanggal-tanggal ganjil sepuluh hari terakhir di bulan romadon. Ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh imam bukhori dan imam muslim, salah satunya diriwayatkan dari Aisyah RA
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا اَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرُّوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْاَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Dari Aisyah r.a, ia menuturkan, “sesungguhnya Rasulullah s.a.w, bersabda: “carilah malam qadar pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan”. (Lihat, riwayat Al-Bukhari: 1878 dan lihat Muslim: 1989).
Dengan demikian, malam lailatul qodr yakni pada malam ganjil seperti pada tanggal 21,23,25,27 dan bahkan mungkin bisa sampai tanggal 29 romadon. Ini menurut imam Al-Ghazali dan para ulama yang lainnya. Akan tetapi, para ulama ada juga yang mempunyai pendapat bahwa lailatul qodr bisa turun pada malam-malam genap, hal itu kembali lagi kepada at taqyid karena semua hanya Allah yang menentukan.
Sedangkan imam Al-Ghazali mempunyai rumusan kaidah tersendiri
قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر
Lailatul qodr ini bisa diketahui dari hari apa dimulai bulan romadon
فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين
Ketika awal romadon itu jatuh hari ahad atau rabu, maka lailatul qodr jatuh pada tanggal 29 romadon
أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين
Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21
أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين
Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum'at maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27
أو الخميس فهي ليلة خمس وعشرين
Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25
أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين
Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23
Dengan demikian, romadon pada tahun ini mulai pada hari jum’at, maka kemungkinan lailatul qodr akan datang pada tanggal 27 romadon sebagaimana rumusan perkiraan dari imam Al-Ghazali. Akan tetapi, rumusan imam Al-Ghazali tersebut hanya preidiksi dan tidak ada yang tahu persis kapan jatuhnya lailatul qadr. Oleh karenanya, prediksi tersebut agar kita berjaga-jaga pada sepuluh hari terkhir romadon ini kita maksimalkan, karena setiap malam-malamnya akan berpotensi turunya lailatul qodr pada malam 20,21,22 dan steterusnya.
Adapun amalan-amalan yang bisa kita lakukan dimalam lailatul qadr
Kita menjalankan ibadah yang sudah rutin di bulan romadon dengan lebih digiatkan lagi seperti tarawih, tadarus, dan mutholaah ilmu.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Rosulullah SAW ketika sudah sepuluh hari terakhir beliau dihabiskan hari-harinya untuk i’tikaf di dalam masjid. Sedangkan kita pada romadon sekarang ini dikarenakan adanya kedaruratan wabah covid 19 sehingga masjid-masjid ditutup, kita tetap bisa i’tikaf di dalam rumah dengan tetap kita berbadah dan tidak akan berkurang pahalanya.
Dengan demikian, malam lailatul qodr kita agar memperbanyak tadarus al-qur’an, meperbanyak dzikir, memperbanyak membaca tasbih dan memperbanyak sedekah pada malam-malam lailatul qodr. Insya Allah kita akan menjumpai lailatul qadr.
Wallahu a’lam
Moh. Nawawi
Penulis adalah pengajar di Perguruan Islam Pesantren Al-Muntadhor Babakan Ciwaringin Cirebon