Tety Polmasari
Tety Polmasari Lainnya

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Skotel Tahu Kukus, Enak dan Kaya Gizi

7 April 2022   08:59 Diperbarui: 13 April 2022   01:46 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skotel Tahu Kukus, Enak dan Kaya Gizi
Skotel Tahu Kukus. (Foto: Dokumen pribadi)

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Saya pun menyiapkan bahan-bahannya:

100 gram nasi
100 gram tahu
10 sendok makan tepung terigu
1 butir telur
100 ml susu cair
100 gram wortel parut
2 siung bawang putih, cincang
1 batang bawang daun, diiris-iris
1 sdm margarin
1 sdt kaldu bubuk
1/2 sdr garam
merica secukupnya

Cara membuatnya:

Tahu dihancurkan hingga halus. Kalau saya sih diremas-remas saja. Lalu masukkan nasi yang sudah dihaluskan. Sama, diremas-remas juga. Tidak harus pakai mixer. Lagi pula saya tidak punya mixer hahaha... Masih "derita" yang sama.

Lalu masukkan wortel parut. Masukkan tepung terigu, telur, bawang daun, garam, merica, kaldu bubuk, merica, aduk sampai rata.

Kalau sudah rata, masukkan ke loyang yang sebelumnya diolesi minyak goreng. Berhubung saya tidak punya loyang berbentuk kotak atau persegi, jadi saya pakai loyang bundar, yang biasa saya pakai bikin agar-agar, puding, dan bolu. Hahaha tidak modal lagi saya.

Setelah adonan rata dimasukkan ke dalam loyang, masukkan deh loyang ke panci pengukus. Kukus selama sekitar 15-20 menit. Penutupnya jangan lupa dilapisi kain agar air uap tidak jatuh ke loyang.

Bisa saja sih dipanggang pakai oven, sebagaimana skotel makaroni, tapi ovennya belum saya buka-buka. Masih utuh di kardus. Jadi, saya cari cara yang simpel saja.

Saya angkat loyang lalu tiriskan sekitar 15 menit agar adonan menjadi kaku. Setelah 15 menit, taraaa... eh jadi juga ternyata. Skotel tahu ala Chef Bunda Tety. Yeaaayyy, berhasil, berhasil, berhasil...! (pakai gaya Dora the Ecplorer hehehe...)

Eits, tunggu dulu. Apakah rasanya enak? Harus ada testimoni dong. Jadi, ketika adzan Maghrib berkumandang, menandakan waktu berbuka tiba, saya minta anak saya mencobanya. Diambillah sepotong.

"Bagaimana, enak nggak Kak?" tanya saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun