Neng Sumiyati
Neng Sumiyati Lainnya

جرب ولاحظ تكن عارفا

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Hujan di Tarawih Malam Ke Tiga

13 Maret 2024   23:13 Diperbarui: 13 Maret 2024   23:15 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan di Tarawih Malam Ke Tiga
unsplash.com

Malam ini aku satu barisan dengan para ibu yang usianya sudah menjelang senja. Ketika datang ke masjid, barisan-barisan yang pada malam pertama dan kedua penuh kini mulai lengang bahkan beberapa kosong. Tak ada desakan dan juga himpitan dari para jamaah anak kecil yang merengek ingin pulang atau jajan. Di malam ketiga ini, hujan mengguyur daerah kami. Setelah beberapa menit sebelumnya, para jamaah masjid mengeluhkan hawa panas yang menyerbu kenyamanan mereka.

Salah satu ibu paruh baya berbicara kepadaku, " pantes udah mulai sepi ya di malam ketiga ini, orang hujan juga". Lalu ibu-ibu yang lain juga menjawab " udah di malam ketiga, barisan pertama sudah mulai kosong, apalagi yang tengah. Pasti alasannya hujan, paket lengkap deh ". Lalu ada seorang guru ngaji di desa berbicara " yang penting kita sendiri saat ini udah dateng ke masjid alhamdulilah, urusan orang lain yang kemarin datang lalu tidak datang malam ini? itu urusan mereka masing-masing, yuk fokus ibadah ibu-ibu".

Aku hanya tersenyum mendengar celotehan dari beberapa ibu-ibu itu. Pasalnya, ketika para jamaah merasakan hawa panas di awal rakaat jamaah shalat isya, Meminta lampu teras jamaah perempuan dipadamkan. 

Ya begitulah kehidupan, tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan. Seperti kejadian di malam Tarawih ketiga ini, ketika datang ke masjid dan melaksanakan beberapa rakaat shalat, kami merasakan hawa panas yang kurang nyaman. Namun menjelang shalat berakhir tiba-tiba saja hujan mengguyur desa kami. Ada yang senang karena udara menjadi segar. ada yang resah karena harus menapaki jalan becek, namun ada juga yang biasa-biasa saja.

Semoga di malam-malam Tarawih selanjutnya , kita bisa lebih menempatkan diri, lebih bersyukur atas apa yang terjadi di luar dugaan prasangka kita, seperti senyuman anak-anak kecil di Gaza  yang bersuka cita dengan datangnya bulan Ramadan. Mereka juga  melaksanakan shalat di tanah reruntuhan kekejian, bersholawat ria saling bersuka cita, mereka bahagia dengan hal sederhana yang merubah duka menjadi suka. 

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun