Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.
Ini Strategi Mudik Gratis, Aman, dan Nyaman ala Saya
Hai, sahabat semua,
Siapa pun yang terpisah dari orang tua atau saudara, pasti akan merasakan euforia saat mudik. Begitu mengesankan, karena suasana tahunan tersebut sangat menyenangkan, sekaligus menguji kesabaran kita.
Saat mudik tahun lalu, para pemotor yang menyalip secara brutal, cukup membuat jantung berdetak kencang. Belum lagi bisingnya suara klakson yang sambung menyambung, membuat kepala pening.
Bahkan baru-baru ini, seorang dokter muda, dikabarkan marah besar, karena terganggu oleh suara klakson mobil. Hm, hal itu bisa dimaklumi, karena suara klakson yang terus-menerus akan mengganggu kestabilan emosi kita.
Bawaannya pengen marah...hehehe
Jarak tempuh dari rumah saya ke rumah mertua sebenarnya hanya 36 kilometer saja. Tetapi, saking macetnya, kami pernah terpaksa harus balik kanan, setelah macet total selama 4 jam di seperempat perjalanan. Itu pun dengan susah payah memutar mobil balik arah.
Barulah besoknya, kami bisa pergi mudik dengan arus lalu lintas yang cukup padat merayap.
Untuk mudik tahun ini, suasananya akan sangat berbeda dengan tahun lalu, dikarenakan tidak ada pembatasan aktivitas kegiatan masyarakat seperti periode tahun lalu.
Bisa dibayangkan, lonjakan pemudik akan semakin meningkat, dan kemacetan akan semakin parah pula. Belum lagi, daerah tujuan kami adalah daerah Panjalu, yang terkenal sebagai destinasi wisata alam sekaligus wisata religi.
Kemacetan di sana sungguh tak bisa dihindarkan.
Saya dan keluarga menyusun strategi agar kami bisa mudik dengan gratis, aman, dan nyaman pada tahun ini. Sehingga kami bisa bersilaturahmi dengan ibu mertua saya yang sudah sepuh, juga keluarga besar mertua di Panjalu.
Berikut strategi yang kami rancang:
- Mudik setelah melaksanakan Idul Fitri di rumah Tak ingin mengalami hal tidak menyenangkan seperti tahun-tahun sebelumnya, kami memutuskan untuk mudik sesaat setelah melaksanakan Idul Fitri di rumah. Kami bisa bersilaturahmi terlebih dahulu dengan para tetangga, dan saling berbagi dengan anak-anak di sekitar rumah.Dengan mudik saat hari H, diharapkan lalu-lintas lancar dan aman, karena orang-orang sedang sibuk dengan keluarganya, serta berziarah kubur.Menengok orang tua seminggu sebelum lebaranSeminggu sebelum lebaran, paksu bersilaturahmi dulu ke rumah orang tuanya di Panjalu, sambil membawa bahan makanan. Kebetulan paksu beternak ayam birma, dan sudah layak untuk dipotong. Nah, sekalian dikirim duluan agar bisa dinikmati keluarga di Panjalu. Tak lupa, ada sedikit daging sapi kesukaan ibu mertua.
- Menumpang mobil kepada anak
Nah, agar gratis, aman dan nyaman, kami memutuskan untuk mudik dengan cara menumpang pada anak mantu. Sekalian bisa sambil mengasuh cucu. Hati senang, sepanjang perjalanan bisa santai sambil ngemil makanan, hihihi.
- Pulang setelah keadaan lalulintas berangsur pulih Setelah berlebaran, kami harus memantau situasi. Jangan sampai kami harus balik arah lagi. Lalu-lintas di sekitar Panjalu, Ciamis, sangat padat, dikarenakan selain pemudik, juga banyak turis domestik yang berwisata ke Situ Lengkong, sekaligus berziarah ke makam waliyullah.Bus-bus besar dari luar kota, bahkan dari dari luar provinsi, memenuhi pinggiran jalan, sehingga arus lalu-lintas terganggu.Jika keadaan sudah agak sepi, barulah kami bisa pulang ke rumah.
Nah, itulah strategi mudik ala saya yang gratis, aman, dan nyaman.
Bagaimana dengan mudik Anda?