Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Dosen

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sariawan Menyerang, namun Ibadah Harus Tetap Tenang

28 April 2020   06:52 Diperbarui: 28 April 2020   07:02 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sariawan Menyerang, namun Ibadah Harus Tetap Tenang
Madu dari lebah telah ribuan tahun dikenal sebagai obat alami yang berkhasiat tinggi, tak terkecuali mengobati sariawan saat Ramadan (Foto: Business Insider)

Ramadan 2020 ini memang berbeda. Selain full bekerja dari rumah karena pandemi Corona, setelah sekian lama, sariawan saya rasakan lagi.

Hari kedua Ramadan, Sabtu 25 April 2020,  saya merasa ngilu di mulut.  Saya pikir, mungkin asalnya dari gigi atau gusi.  Eh, ternyata saya diserang sariawan (scurvy).

Saat sholat tarawih di rumah, sariawan itu lumayan membuat mulut nyeri.  Syukur Alhamdhulillah, ibadah tetap bisa terus berjalan dengan khusyu' hingga selesai.

Namun, sariawan itu malah membuat derita di siang hingga sore hari. Mau berkumur dengan air garam (sebagai obat alami) jelas tak mungkin.  Saya khawatir menelan air tanpa sengaja padahal sedang berpuasa.

Nah, saat berbukalah saya bisa mengobati sariawan. Madu dan teh hijau menjadi pilihan saya selain berkumur air garam.  Madu dan garam dikenal bersifat antibakteri sedangkan teh hijau termasuk anti radang alami.  Bakteri penyebab sariawan yaitu Helicobacter pylori.

Setelah meminum obat-obatan alami, sariawan saya mulai mereda. Saya memang lebih memilih ramuan alami dibandingkan pengobatan kimiawi dengan pertimbangan efek sampingnya.

Ramadan masih 25 hari lagi. Selama penyakit (ringan) masih bisa diatasi dengan cara alami sehingga ibadah tetap bisa optimal tanpa harus ke RS atau dokter, itu adalah pilihan yang lebih baik.

Berkaca dari pengalaman pribadi saat mengobati sariawan ketika Ramadan, saya mendapati ada 3 (tiga) hal yang bisa dilakukan. Ketiganya efektif dan efisien untuk membuat ibadah tetap berjalan, InsyaAllah.

Pertama, kenali penyebab penyakit ringan tersebut. Untuk kasus sariawan yang saya alami, saya teringat bahwa 1-2 minggu sebelum Ramadan, saya sering lembur.  Otomatis saya kurang istirahat, khususnya tidur (tenang) di malam hari.

Selain kurang istirahat, konsumsi air putih plus buah dan sayur pun agak mengendor selama lembur tersebut. Ini karena saya terlalu fokus bekerja di depan laptop selama mengajar online.

Padahal, buah dan sayur adalah sumber Vitamin C yang terbukti mampu mendukung imunitas (kekebalan) tubuh dalam melawan penyakit, tak terkecuali sariawan. Akibatnya mudah ditebak. Badan mudah sakit karena imunitas tubuh lemah dan kurang istirahat setiap malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun