Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com
Empat Keterampilan Peduli Lingkungan Ketika Ramadan
Keterampilan ini cukup sederhana dan bisa dilakukan di rumah bersama keluarga. Semoga skill tersebut dapat menjadi bukti nyata sumbangan kita dalam menjaga keberlanjutan Bumi sebagai (satu-satunya) planet tempat tinggal mahluk hidup saat ini.
1. Mengorganisir sumbangan baju layak pakai
Seusai 30 hari shaum Ramadan, kaum muslimin merayakan Idul Fitri pada 1 Syawal. Hari Raya dalam Islam ini di Indonesia identik dengan baju baru sebagai lambang kesucian lahir-batin.
Tapi, daripada membeli (lagi) baju baru untuk Lebaran, kenapa kita tidak memakai baju lama yang masih bagus dan jarang dipakai? Selain hemat biaya dan ruangan di lemari baju, kita juga dapat mengurangi sampah pakaian.
Tahun 2018, data dari Kementerian Lingkungan Hidup  menunjukkan, timbunan sampah di Indonesia mencapai 65,79 ton dan termasuk sampah tekstil di dalamnya. Hadirnya fast fashion (tren busana yang terus berubah dalam waktu singkat) berakibat belanja berlebihan pakaian yang tak terlalu diperlukan.
Padahal, masih banyak orang yang tak mampu membeli baju baru, bahkan walaupun hanya 1x/tahun. Jangankan pakaian, untuk makan sehari-hari saja tak sedikit orang yang kekurangan uang untuk membelinya.
Menyumbangkan baju bekas layak pakai (second-hand/preloved) bagi yang membutuhkan saat Ramadan ini jelas sangat bermanfaat. Kita bisa mengajak anggota keluarga, tetangga,rekan kerja, dan teman untuk mengumpulkannya bersama agar lebih banyak baju lama yang pantas untuk disumbangkan.
Bisa jadi, baju yang menurut kita sudah tak keren lagi (sesuai tren terkini) ternyata begitu mewah dalam pandangan orang lain. Berbagi baju bekas layak pakai itu tak hanya membuat penerimanya bahagia, namun juga membuat Bumi bernafas lega karena berkurangnya sampah busana. Â
2. Memasak menu dari pangan lokal
Jika di 11 bulan lainnya menu masakan harian kita (relatif) monoton, lain ceritanya menu selama Ramadan. Ada sejumlah masakan dan minuman khas Ramadan rutin muncul saat sahur dan berbuka.
Biasanya kita masih jarang peduli dengan lokasi asal pangan yang dipanen saat akan memasaknya. Hal ini sesuai dengan hasil studi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2012 yang menunjukkan bahwa Indeks Perilaku Peduli Lingkungan (IPPL) masih berkisar pada angka 0,57 (dari angka mutlak 1).