Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/
Mengupas Makna Ramadan di Negeri Paman Sam
Bagi donatur muslim, bulan Ramadan adalah bulannya berzakat. Di samping zakat fitrah---yang memang hanya diwajibkan pada bulan Ramadan---ada pula zakat penghasilan. Biasanya, umat muslim Amerika menentukan haul (batas waktu yang menjadi syarat wajib zakat) bertepatan dengan bulan Ramadan. Alasannya sederhana: supaya lebih mudah mengingatnya.
Bagi donatur nonmuslim, mereka tertarik untuk berdonasi di bulan Ramadan karena alasan kemanusiaan. Mereka ingin ikut andil dalam mengatasi ketimpangan dan kemiskinan di dunia. Program donasi dan zakat dari berbagai lembaga donasi muslim lantas menjadi jembatan yang paling pas untuk menyalurkan kebaikan hati mereka.
Dalam pelaksanaannya, Alexandria memang memiliki program yang terukur. Sekitar 70 persen dari donasi yang terkumpul mereka salurkan untuk mengatasi masalah kelaparan dan kesehatan di seluruh dunia, khususnya di Afrika dan Asia. Sisanya, mereka tujukan untuk membantu korban bencana alam dan kemiskinan di Amerika.
Meski membawa nama Islam, pada praktiknya setiap lembaga donasi muslim nonprofit di Amerika tidak membeda-bedakan agama.
"Kemiskinan tidak mengenal agama. Ketika Anda lapar, saya tidak akan pernah bertanya apa agama Anda," kata Halil Demir, Direktur Eksekutif The Zakat Foundation of America.
Apa yang ditunjukkan umat muslim di Amerika sejatinya mencerminkan nilai-nilai luhur dari ajaran Islam. Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa berbuat baik kepada sesama. Islam juga memerintahkan muslim agar menafkahkan sebagian dari harta yang dimiliki. Kedua nilai inilah yang ingin ditunjukkan oleh umat muslim di Amerika sepanjang bulan Ramadan.
Menyimpulkan Makna Ramadan
Ramadan adalah bulan berbagi kebaikan. Mungkin itu adalah kalimat yang paling tepat untuk memaknai Ramadan di Negeri Paman Sam. Status sebagai umat minoritas tidak serta-merta menjadikan muslim Amerika berdiam diri.
Mereka turut memperkenalkan dan menghadirkan kebaikan ajaran Islam kepada siapa pun tanpa memandang asal-usul agama. Mereka merangkul siapa saja yang merasa kelaparan untuk bersama menikmati keberkahan sajian iftar. Tiada lain yang mereka harapkan kecuali pahala dari sisi Tuhan.
Maka, sudah sepatutnya kita menarik pelajaran dari sana. Melalui perbuatan mulia, dakwah bisa hadir di tengah-tengah Amerika. Saya percaya, inilah yang menyebabkan jumlah umat muslim di sana mampu berkembang dengan pesat melebih laju pertumbuhan penduduknya.
Mereka tertarik dengan Islam lantaran menyaksikan nilai luhur yang ditunjukkan oleh umat muslim. Tidak dengan paksaan, tidak pula karena desakan. Sebab kedamaian dan ketenteraman hanya bisa dihadirkan oleh senyuman, bukan dengan gencatan apalagi makian.