Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/
Tiga Pantai Penambat Hati

Saya beruntung mengunjungi pantai ini 2017. Sebab saat itu, belum ada satu pun sarana dan prasarana yang dibangun oleh Pemerintah Daerah. Seperti menemukan harta karun yang penuh dengan nuansa eksotis.
Sekarang, sudah ada tengaran (landmark) yang menandai pantai ini. Sudah ada beberapa lokasi foto juga untuk Anda memamerkan keindahan pantai ini di layar Instagram.
Anda mungkin pernah mendengar kalimat, “Dari Pulau Rote hingga Talaud.” Ya, Anda tidak salah duga. Pantai ini terletak di gugusan kepulauan paling utara di Indonesia. Di bagian utara, langsung berbatasan dengan Filipina.
Agak repot memang untuk menuju ke sini. Dari Manado, Anda harus melanjutkan perjalanan naik pesawat atau kapal feri menuju Melonguane. Dari Melonguane, Anda lanjutkan perjalanan menggunakan speedboat selama 15 menit.
Dulu, biaya antar speedboat cukup terjangkau. Sekitar Rp100 ribu untuk perjalanan pergi dan pulang. Kalau sekarang, mempertimbangkan tingkat inflasi, mungkin harganya naik 25 hingga 50 persen.
Yang pasti, Anda jangan berharap menemukan penjaja makanan atau kursi kayu untuk berjemur. Sebab saya ulangi sekali lagi, pantai ini benar-benar tidak berpenghuni. Itulah mengapa hati saya tertambat di pantai ini.
Kedua: Pantai Pasir Timbul, Lampung
Di titik ini Anda bisa menduga kepribadian saya. Ketika berwisata ke pantai, saya lebih menyukai pantai yang tidak ramai. Bagi saya, ketenangan ketika berlibur itu nomor satu. Jadi, saya suka pantai tidak berpenghuni.
Maka dari itu, pantai kedua yang saya sodorkan kepada Anda lagi-lagi pantai tidak berpenghuni. Namanya Pantai Pasir Timbul. Terletak di perairan Teluk Lampung.
Saya menganggap, Tuhan menjaga pesona pantai ini dengan cara yang paling unik. Sebab pantai ini hanya bisa dikunjungi ketika laut sedang surut. Saat pasang, pantai ini akan tenggelam menjadi satu dengan Laut Jawa.