Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Penulis

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Punya Target Juara Kompetisi Diari Ramadan? Siapa Takut!

12 Maret 2024   20:37 Diperbarui: 12 Maret 2024   20:41 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Punya Target Juara Kompetisi Diari Ramadan? Siapa Takut!
Juara kompetisi Diari Ramadan jadi target pribadi tahun ini. Sumber: Pixabay/Fotorech 

Ramadan telah tiba. Setiap orang, terutama umat muslim, punya target pribadi yang ingin dicapai pada Bulan Suci. Baik yang berkaitan dengan urusan ibadah, ataupun yang berhubungan dengan perkara duniawi.

Untuk urusan ibadah, kita pasti sepakat puasa tahun ini mesti tuntas. Tidak boleh alpa sehari pun, kecuali berhalangan yang sesuai syariat. Di samping karena wajib, ibadah puasa yang dilakukan dengan penuh keimanan juga akan mendatangkan ampunan dari Yang Mahakuasa.

Lantas, bagaimana dengan ihwal dunia? Well, itu semua kembali ke pribadi masing-masing. Teman saya, misalnya, punya target menikah selepas bulan puasa. Katanya, ia akan lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta pada Ramadan tahun ini supaya tambah yakin dengan pilihan hatinya.

Teman saya yang lain punya target berbeda. Dia berkata, ia akan sabar menanti Tunjangan Hari Raya (THR). Usut punya usut, rupanya ia sedang memerlukan tambahan dana untuk melanjutkan sekolah anaknya yang kini beranjak dewasa.

Sertifikat Juara 1 Kompetisi Samber THR Kompasiana 2023. Sumber: dokumentasi pribadi.
Sertifikat Juara 1 Kompetisi Samber THR Kompasiana 2023. Sumber: dokumentasi pribadi.

Target saya? Tidak muluk-muluk. Saya ingin konsisten menulis dan membuat konten untuk kembali menjuarai kompetisi Diari Ramadan yang diselenggarakan platform blog kita tercinta, Kompasiana. Tahun lalu, saya didapuk sebagai juara pertama kompetisi Samber Tebar Hikmah Ramadan (THR) edisi 2023.

Hadiahnya kala itu bukan kaleng-kaleng. Satu unit sepeda motor listrik. Plus, saya juga didapuk sebagai salah satu pemenang Mystery Topics dengan tema "Sustainable & Responsible".

Bukan Sekadar Hadiah

Saat Kompasiana mengumumkan kompetisi Diari Ramadan tahun ini, kontan hati kecil saya bertanya-tanya. Saya yakin kalian juga punya pertanyaan serupa dengan saya. Pertanyaan itu adalah, "Kenapa hadiah tahun ini boleh dibilang kurang wah?"

Hadiah utama yang diperebutkan kali ini bukan lagi sepeda motor listrik, melainkan jam tangan cerdas alias smartwatch. Kompasiana juga tidak membocorkan lebih lanjut, apakah smartwatch yang dimaksud keluaran Apple, atau merk lain.

Apa pun itu, siapa pun bisa berasumsi bahwa hadiah kompetisi tahun ini memang sedikit terdegradasi. Kita tahu, lah, harga sepeda motor listrik jauh di atas jam tangan cerdas.

Well, bagi para pemburu kompetisi, hadiah memang menjadi faktor utama daya tarik sebuah kompetisi. Semakin mahal atau tinggi nilai hadiahnya, semakin besar pula daya tariknya. Siapa pun pasti sepakat, adagium seperti itu wajar-wajar saja.

Pertanyaannya, apakah dengan iming-iming hadiah yang "beranjak ke bawah" itu menyurutkan semangat saya dalam mengikuti kompetisi? Jawabannya tidak. Justru saya semakin tertantang.

Sekali lagi, saya ingin membuktikan kepada diri saya sendiri, bahwa hadiah nomor dua. Yang nomor satu, tentu saja kembali memupuk semangat diri untuk lebih konsisten dalam menulis.

Sertifikat Juara Mystery Topics Kompetisi Samber THR Kompasiana 2023. Sumber: dokumentasi pribadi.
Sertifikat Juara Mystery Topics Kompetisi Samber THR Kompasiana 2023. Sumber: dokumentasi pribadi.

Jika kalian mengikuti akun Instagram saya @nodi_harahap, niscaya kalian akan menemukan jawabannya. Saat artikel ini saya tulis, saya telah menjuarai kompetisi menulis, atau yang berkaitan dengan menulis, sebanyak 97 kali.

Kalimat di atas saya tulis bukan dengan maksud sombong atau riya. Bukan sama sekali. Yang saya maksud adalah, di titik ini, yang saya kejar adalah gelar juara, bukan hadiah semata.

Mendapat hadiah karena juara lomba memang menyenangkan. Tetapi di atas semua itu, yang paling membanggakan adalah menyabet gelar juara. Saya ingin menjadi orang pertama yang menjuarai kompetisi Ramadan yang diselenggarakan Kompasiana sebanyak dua kali berturut-turut atau back to back.

Bagi saya, target itu patut diperjuangkan. Meskipun di titik ini, saya juga tidak tahu, apakah saya bisa menuntaskan tantangan selama 30 hari berturut-turut? Atau jangan-jangan berhenti di tengah jalan karena ada kesibukan yang lain.

Menampik Segala Alasan

Omong-omong soal kesibukan, tantangan terbesar dari kompetisi Diari Ramadan (atau Samber THR di tahun-tahun sebelumnya) adalah soal konsistensi. Kita pasti dihadapkan pada kesibukan sehari-hari. Pertanyaannya, apakah di tengah kesibukan itu kita sanggup konsisten membuat konten 30 hari berturut-turut?

Jujur saja, jika tidak dibarengi dengan semangat berapi-api, rasanya sangat sulit. Saya, misalnya, adalah seorang pegawai kantoran. Setiap pekan, ada masanya saya mesti lembur di kantor dan pulang telat. Tidak terkecuali saat bulan Ramadan.

Saya mesti membagi waktu dengan cermat jika ingin konsisten menulis hingga garis finish. Saya mesti menyusun skala prioritas jika tidak mau pupus di tengah jalan. Hal itulah yang membuat saya tertantang kembali menjuarai kompetisi ini.

Saya tebak kalian juga punya kesibukan serupa. Terutama kalian yang memang bukan penulis lepas atau menulis atas dasar hobi. Kompetisi Diari Ramadan menjadi kawah candradimuka bagi kita untuk menampik segala alasan.

Saya tengah menulis artikel ini. Sumber: dokumentasi pribadi.
Saya tengah menulis artikel ini. Sumber: dokumentasi pribadi.

Dari pengalaman saya menjuarai kompetisi Samber THR tahun lalu, akan muncul beribu alasan bagi kita untuk pupus di tengah jalan. Tapi jangan khawatir, dengan semangat pantang menyerah, akan ada pula berjuta alasan bagi kita untuk terus melanjutkan perjuangan.

Karena pada akhirnya, kita semua akan menyadari. Kompetisi ini bukanlah ajang pamer-pameran semata. Kompetisi ini adalah ajang pembuktian diri bagi kita, apakah kita mampu konsisten menulis sebulan penuh. Di sanalah letak perbedaannya.

Yang kita lawan dalam kompetisi ini bukanlah penulis lain. Yang kita lawan dalam kompetisi ini adalah rasa malas dalam diri kita. Ketika kita mampu melawan rasa malas itu, percayalah, juara atau tidak, kita sudah memenangi pertempuran dengan diri sendiri.

Itulah yang saya sukai dari kompetisi ini. Siapa pun yang punya napas panjang dan konsisten membuat konten hingga sebulan penuh punya peluang keluar sebagai jawara.

Oleh sebab itu, dalam artikel ini saya tegaskan kembali, bahwa target saya pada Ramadan tahun ini adalah konsisten mengikuti kompetisi Diari Ramadan dan kembali keluar sebagai jawara.

Mohon bantu doa dan dukungan, semoga semangat itu tidak pudar di tengah jalan. Sampai jumpa di papan pengumuman! [Adhi]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun