Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Penulis

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tetap Sehat Berpuasa dengan Berolahraga

29 Maret 2024   23:15 Diperbarui: 29 Maret 2024   23:21 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tetap Sehat Berpuasa dengan Berolahraga
Berpuasa tetap sehat dengan berolahraga.

“Sayang, pokoknya hari ini kamu harus cek darah,” perintah istriku setengah memaksa.

Tentu saja, awalnya aku menolak. Namun karena ia tetap bersikeras, aku pun tak punya pilihan lain selain menurutinya. Setelah melihat hasilnya, ternyata apa yang ditakuti istriku benar-benar menjadi kenyataan.

Sudah sebulan lebih aku merasakan pegal-pegal di sekujur punggung. Mulai dari pinggang hingga pangkal leher. Menengok ke kanan tak enak, menghadap ke kiri pun sama saja. Seakan-akan, semuanya menjadi serba salah.

Rasa sakitnya bahkan semakin menjadi-jadi ketika malam hari. Memaksaku untuk menghabiskan santap sahur dan berbuka saat Ramadan dengan terburu-buru.

Aku tak sanggup berlama-lama duduk di meja makan, setelah seharian bekerja memelototi laptop di kantor. Rebahan di kasur yang empuk, menjadi satu-satunya pilihan bagiku untuk meredakan rasa sakitnya.

Awalnya aku mengira, ini hanyalah pegal-pegal yang biasa menjangkiti pekerja kantoran. Bisa timbul karena posisi duduk yang salah, atau terpaksa banyak duduk karena dikejar oleh deadline yang datang bertubi-tubi. Biasanya hilang seketika setelah pijat-pijat atau istirahat total pada akhir pekan.

Namun setelah berkali-kali dipijat oleh istri, pegal-pegal yang kurasakan tetap tak mau pergi. Memang setelah dipijat, rasanya sedikit lebih enak.

Namun sayangnya, itu hanya bertahan sementara. Ketika kembali bekerja keesokan harinya, ia kembali datang dengan tega. Mengganggu segudang aktivitas yang telah kupersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Tentu ada yang salah dengan suamiku, mungkin demikian isi pikiran istriku. Hingga akhirnya ia memaksaku untuk cek darah di sebuah klinik dekat rumah. Hasilnya sungguh di luar dugaan.

Ternyata, kolesterolku sangat tinggi menembus batas normal. Meski masih belum setinggi langit di angkasa, namun itulah yang membuatku merana.

Atasi Kolesterol dengan Berolahraga

Menurut situs kesehatan dunia, WebMD, kolesterol sejatinya adalah zat berilin yang ditemui pada lemak darah. Zat ini berguna untuk pembentukan membran sel, vitamin D, asam empedu, dan berbagai hormon lain yang dibutuhkan bagi tubuh.

Namun demikian, seorang yang memiliki kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung koroner, stroke, diabetes, dan tekanan darah tinggi.

Secara umum, ada dua jenis kolesterol yang perlu kita ketahui.

Pertama, low-density lipoprotein (LDL), yang umum disebut sebagai kolesterol “jahat”. LDL umumnya membuat dinding arteri darah menjadi keras dan sempit, sehingga menghambat aliran darah ke seluruh tubuh.

Kedua, high-density lipoprotein (HDL), yang sering disebut sebagai kolesterol “baik” karena mampu menurunkan LDL pada arteri darah.

Ada banyak faktor yang menyebabkan naiknya kadar kolesterol dalam darah, salah satunya adalah pola hidup yang tidak sehat.

Contohnya adalah mengonsumsi makanan yang tidak sehat, obesitas, kurang berolahraga, merokok, dan minum alkohol. Selain itu, ada pula faktor lainnya seperti keturunan maupun pertambahan usia.

Usut punya usut, salah satu cara menurunkan kolesterol adalah menjaga tubuh kita agar tidak stres. Mengingat stres dapat menambah beban pikiran dan mengurangi daya tahan tubuh.

Nah, salah satu cara supaya tidak stres selama berpuasa adalah dengan berolahraga. Kalau kata saya, olahraga yang paling pas buat pekerja kantoran adalah bermain biliar atau sodok bola.

Penasaran lihat keseruannya? Yuk, tonton video berikut. [Adhi]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun