Bukber Sederhana Bersama Sahabat SMA di Rumah Saja
Buka bersama atau lebih akrab dengan istilah bukber, sudah menjadi agenda wajib kala Ramadan tiba. Apalagi bersama sahabat, rekan kerja, ataupun sanak saudara. Tidak lain demi mengikat tali silaturahim antar sesama. Jadi bukan sekedar hunting di cafe atau restoran sebagai destinasi untuk berkumpul bersama. Di rumah saja sudah cukup untuk berbagi kisah masa lalu.
Apalagi kala Ramadan tiba, agenda bukber kerap berbenturan dengan agenda kerja masing-masing personal. Namun tetap saja agenda bukber diupayakan untuk dapat dilaksanakan. Sebagai momentum menjalin ikatan persaudaraan kembali, selama tidak bertemu muka.
Dunia sosial media tidak selalu membuat komunikasi terjalin dengan baik. Tetap ada saja yang kurang, jika komunikasi tidak dilakukan secara tatap muka. Bertemu langsung adalah cara terbaik melepas rindu. Apalagi jika sudah tidak bertemu selama beberapa tahun. Auto kangen-kangenan yang jadi tema utama kala bukber.
Jadi tidak harus dengan sajian yang mewah, menu pembuka seperti es buah dan gorengan sepertinya sudah cukup. Berbuka dengan menu rumahan juga dapat membuat suasana semakin akrab. Apalagi kalau masaknya sama-sama dengan teman lama. Bukannya fokus masak, malah fokus bercanda, kenang masa-masa SMA dulu.
Apalagi jika sudah pada bawa momongan, sebuah hal yang kerap jadi wahana ikat persaudaraan bagi anak-anak kelak. Biasanya gurauan perjodohan sudah dimulai sejak dini. Biasalah, namanya juga emak-emak, yang suka "cocokologi".
Nyaris tidak ada nuansa kemewahan, namun hangat dengan kesahajaan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan para "bukberis" memilih berbuka di rumah. Namun, yang utama adalah jalinan persaudaraan tidak selalu diikat melalui meja prasmanan. Apalagi dengan waktu yang terbatas, jika melakukan bukber di luar rumah. Nah, kalau di rumah, bisa pulang kapan saja bukan?
Menariknya, tuan rumah dapat digilir secara bergantian dengan yang lain. Hal inilah yang membuat ikatan dengan keluarga besar juga dapat terjalin. Lantaran, sejak SMA, biasanya kenal dengan keluarga besar sahabat adalah hal yang wajib terjadi. Apalagi jika sejak dulu rumah selalu dijadikan area berkumpul dengan yang lain. Walau hanya sekedar mengerjakan PR semata.
Selain itu, tidak ada menu by request yang selalu jadi opsi utama layaknya di cafe atau restoran. Apapun menu yang tersedia adalah yang terbaik, dan tanpa keluhan bagi penyelenggara bukber. Berani request, auto traktir buat semuanya dong.
Jika diperhatikan, justru para tamu kerap membawa buah tangan untuk disajikan bersama-sama. Berbagai macam varian makanan pun seketika tampak, tanpa ada daftar menu yang tersajikan. Itulah, mengapa bukber di rumah sering menjadi alternatif lain selama bulan puasa.
Namun, yang harus diperhatikan adalah, jangan sampai membuat tuan rumah repot sendiri lho ya. Usai bukber, jangan sampai langsung pulang begitu saja. Jaga kebersihan bersama tentu dapat semakin menjalin rekatnya persaudaraan antar sesama. Walaupun tuan rumah kerap mempersilahkan untuk pulang.
Siapkan juga tip atau THR buat anak-anak. Karena hal ini sudah menjadi tradisi yang selalu dilakukan kala Ramadan tiba. Hal ini bisa saja dilakukan, karena belum tentu dapat bertemu lagi kala Idul Fitri tiba. Cerita mudik yang dapat tersaji dalam agenda sambung silaturahmi melalui bukber.
Akhir kata, apapun sajian yang ada, jangan sampai membuat niat baik bersilaturahim dengan sahabat jadi terkendala. Ingat, esensi kebersamaan itu berangkat dari sikap apa adanya tanpa harus melihat materi. Tidak ada yang bisa diukur dari materi, jika hendak menjalin persaudaraan antar sahabat.
Semoga bermanfaat, salam damai Ramadan, dan terima kasih.