Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Guru

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Untaian Ilmu di Jemari Bu Ainun: Cahaya Ilmu di Tengah Keterbatasan

19 Maret 2025   07:00 Diperbarui: 19 Maret 2025   07:15 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Untaian Ilmu di Jemari Bu Ainun: Cahaya Ilmu di Tengah Keterbatasan
Bu Ainun ( Sumber: Dok. Pribadi)

Di tengah hiruk-pikuk dunia pendidikan, di mana masih banyak guru yang memilih bertahan di zona nyaman, ada sosok yang tak pernah berhenti bergerak maju. 

Bu Ainun, seorang guru tunanetra, adalah bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk terus belajar, berkembang, dan menginspirasi. 

Dengan jemari yang terampil meraba huruf braille, dengan laptop dan ponsel bersuara dengan setting NVDA sebagai alatnya, ia melampaui batasan yang banyak orang anggap tak mungkin ditembus.

Menulis dengan Hati, Menginspirasi dengan Karya

Selain mengajar, Bu Ainun juga seorang penulis produktif. Artikel-artikel hasil pemikirannya telah dibukukan, menjadi inspirasi bagi banyak orang. 

Ia tak hanya menuliskan gagasan, tetapi juga perjuangannya, refleksi atas kehidupan, dan semangat pantang menyerah yang ia hidupi setiap hari.

Dalam dunia yang kerap menilai seseorang dari apa yang tampak di permukaan, Bu Ainun memilih untuk tidak terganggu oleh celotehan miring atau pandangan meremehkan terhadap dirinya. 

Ia tidak butuh validasi dari orang lain untuk terus melangkah. "Selama saya bisa, saya akan lakukan sendiri dulu," begitu prinsipnya.

Dan memang, Bu Ainun adalah sosok yang mandiri. Ia pergi ke mana-mana sendiri, bahkan ke luar kota. Bayangkan seorang tunanetra yang menempuh perjalanan Tasikmalaya-Bandung dengan kendaraan umum, menghadapi lalu lintas, berpindah angkutan, dan tetap menjalani perkuliahannya dengan semangat yang tak tergoyahkan. 

Jika banyak orang yang memiliki penglihatan sempurna enggan beranjak dari zona nyamannya, Bu Ainun justru terus menantang diri untuk menjadi lebih baik.

Teknologi sebagai Mata, Semangat sebagai Penggerak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

19 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

Kisah Inspiratif Orang-Orang di Sekitarmu

blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 17 
20 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 4

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 18
21 Mar 2025

Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 19
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun