Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi
Untaian Ilmu di Jemari Bu Ainun: Cahaya Ilmu di Tengah Keterbatasan
Bagi Bu Ainun, keterbatasan penglihatan bukan alasan untuk tertinggal dalam perkembangan zaman. Ia mengoptimalkan pendengarannya untuk belajar dan mengajar.
Laptop dan ponsel berbicara dengan setting NVDA atau pembaca layar portabel bukan sekadar alat, tetapi jendela dunia yang membantunya menyerap ilmu dan berbagi pemikiran.
Dengan perangkat lunak pembaca layar tersebut, ia membaca jurnal, menulis artikel, dan berkomunikasi dengan murid-muridnya.
Ketika banyak orang menganggap teknologi sebagai penghalang atau sekadar hiburan, bagi Bu Ainun, teknologi adalah kunci untuk menaklukkan tantangan.
Menciptakan Inovasi untuk Mobilitas Tunanetra
Tak hanya untuk dirinya sendiri, Bu Ainun juga memikirkan bagaimana tunanetra lain bisa lebih mandiri. Bersama tim kelompok kuliahnya, ia mengembangkan alat pendeteksi arah yang membantu tunanetra lebih leluasa dalam mobilitas.
Alat ini dirancang untuk memberikan sinyal suara atau getaran guna menunjukkan arah yang benar saat berjalan, sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan rasa aman bagi penggunanya.
"Mobilitas adalah tantangan terbesar bagi tunanetra, tapi dengan teknologi yang tepat, kita bisa menjadikannya lebih mudah," kata Bu Ainun penuh optimisme.
Inovasi ini adalah wujud nyata dari semangatnya yang tak hanya ingin berkembang sendiri, tetapi juga ingin membuka jalan bagi orang lain.
Dengan keberanian dan dedikasi, ia terus menciptakan solusi bagi komunitasnya, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk berhenti berinovasi.
Melampaui Batas, Menghidupkan Optimisme di Bulan Ramadan
Content Competition Selengkapnya
Kisah Inspiratif Orang-Orang di Sekitarmu
MYSTERY TOPIC
Mystery Topic 4
Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025