Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Guru

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Untaian Ilmu di Jemari Bu Ainun: Cahaya Ilmu di Tengah Keterbatasan

19 Maret 2025   07:00 Diperbarui: 19 Maret 2025   07:15 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Untaian Ilmu di Jemari Bu Ainun: Cahaya Ilmu di Tengah Keterbatasan
Bu Ainun ( Sumber: Dok. Pribadi)

Bagi Bu Ainun, keterbatasan penglihatan bukan alasan untuk tertinggal dalam perkembangan zaman. Ia mengoptimalkan pendengarannya untuk belajar dan mengajar. 

Laptop dan ponsel berbicara dengan setting NVDA atau pembaca layar portabel bukan sekadar alat, tetapi jendela dunia yang membantunya menyerap ilmu dan berbagi pemikiran.

Dengan perangkat lunak pembaca layar tersebut, ia membaca jurnal, menulis artikel, dan berkomunikasi dengan murid-muridnya. 

Ketika banyak orang menganggap teknologi sebagai penghalang atau sekadar hiburan, bagi Bu Ainun, teknologi adalah kunci untuk menaklukkan tantangan.

Menciptakan Inovasi untuk Mobilitas Tunanetra

Tak hanya untuk dirinya sendiri, Bu Ainun juga memikirkan bagaimana tunanetra lain bisa lebih mandiri. Bersama tim kelompok kuliahnya, ia mengembangkan alat pendeteksi arah yang membantu tunanetra lebih leluasa dalam mobilitas. 

Alat ini dirancang untuk memberikan sinyal suara atau getaran guna menunjukkan arah yang benar saat berjalan, sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan rasa aman bagi penggunanya.

"Mobilitas adalah tantangan terbesar bagi tunanetra, tapi dengan teknologi yang tepat, kita bisa menjadikannya lebih mudah," kata Bu Ainun penuh optimisme.

Inovasi ini adalah wujud nyata dari semangatnya yang tak hanya ingin berkembang sendiri, tetapi juga ingin membuka jalan bagi orang lain. 

Dengan keberanian dan dedikasi, ia terus menciptakan solusi bagi komunitasnya, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk berhenti berinovasi.

Melampaui Batas, Menghidupkan Optimisme di Bulan Ramadan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

19 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

Kisah Inspiratif Orang-Orang di Sekitarmu

blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 17 
20 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 4

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 18
21 Mar 2025

Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 19
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun