Senang menulis tentang Pertanian, pangan, dan lifestyle. Enjoy the moment!
Makna Ramadan: Menumbuhkan Rasa Empati Sosial
Bulan Ramadan telah berjalan selama dua puluh enam hari dan tinggal menghitung hari menuju hari kemenangan. Semoga kita semua umat Muslim diberikan selalu kelancaran dan berkah dalam menunaikan ibadah puasa.
Puasa di bulan Ramadan adalah sebuah kewajiban yang harus ditunaikan umat Islam. Tidak hanya sekedar menahan rasa lapar dan haus namun juga menahan dari segala emosi dan menjauhkan diri dari hal yang tidak baik.
Puasa melatih kita untuk mengendalian diri dan merasakan penderitaan orang lain. Bulan suci ini menjadi momen untuk menumbuhkan rasa empati kepada sesama umat khususnya bagi mereka yang kurang beruntung dan melatih kepekaan kita terhadap kesulitan orang lain untuk menghargai nilai kemanusiaan.
Menumbuhkan empati untuk membangun solidaritas sosial yang kuat dan Indonesia damai. Selain itu, di bulan Ramadan ini kita busa meningkatkan hubungan dengan Allah agar hubungan ke atas bisa menjadi lebih baik.
Lalu bagaimana cara memanfaatkan momen bulan Ramadan untuk menumbuhkan rasa empati?
Selama Ramadan kita bisa menumbuhkan rasa empati melalui :
1. Sedekah kepada sesama manusia
Di bulan Ramadan ini Allah SWT memerintahkan umatnya untuk lebih banyak ibadah dengan sedekah. Sedekah merupakan memberikan sesuatu kepada orang lain. Puasa menjadi momentum meningkatkan rasa empati karena pahala yang berlipat ganda.
Sesuai dengan Surah Al-Hadid ayat 7 yang artinya :
"Dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah SWT telah menjadikan kamu menguasainya.
Dengan melakukan sedekah, kita terlatih untuk bisa membangun rasa empati, kasih sayang dan menumbuhkan solidaritas kepada orang lain. Makna kasih sayang sendiri sangat luas yang tidak sekedar untuk konsumtif saja namun juga untuk kehidupan sosial menjadi lebih baik dan rasa damai akan tercipta serta kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis.
Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya
Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?
