Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.
5 Rahasia Sehat Berpuasa Ala Nenek Kampung
Alhamdulillah, mendekati usia 71 tahun, Ramadhan ini saya masih mampu berpuasa, ditambah ibadah tarawih pada malam hari.
Letih dan capek pasti ada. Tanpa berpuasa pun keluhan tersebut akan muncul seiring bertambahnya usia. Tetapi saya berusaha menaklukkan tantangan tersebut, dengan menjaga tubuh agar tetap sehat dan vit. Caranya? Ikuti ulasan berikut;
1. Hindari makanan yang tidak disukai tubuh
Tidak hanya lansia, anak muda juga sering mengeluh saat berpuasa mag-nya kambuh. Semasa muda saya juga pernah dalam kondisi begini.
Sekarang tidak lagi. Kecuali usai mengonsumsi makanan tertentu yang ditolak oleh perut. Misalnya terlalu asam, terlalu pedas , dan mengandung gas. Dan yang paling menyiksa adalah minum obat-obat kimia tertentu. Meskipun dengan resep dokter.
Dari pengalaman tersebut saya belajar menjadi dokter untuk diri sendiri. Agar tetap sehat saya tidak memaksa perut dengan benda yang tidak diinginkannya. Meskipun bukan pada bulan puasa.
2. Mengonsumsi minuman tradisional
Ada tiga minuman tradisional yang tak bisa lepas dari kebiasaan saya. Tanpa dia tubuh saya kurang vit, suka ngantuk, dan mudah capek. Terutama saat berpuasa.
a. Jus wortel.
Siapa yang tidak kenal wortel. Sayuran berwarna oranye ini adalah makanan sehat yang mengandung beragam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Mengutip dari halodok.com "... kandungan vitamin, folat, dan antioksidan dalam wortel bisa membantu menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh. Dengan begitu imunitas lebih kuat dalam melawan virus penyebab penyakit." Lengkapnya klik di sini!
b. Jus daun pepaya mentah.
Tak kalah dengan wortel, daun pepaya mentah pun mengandung segudang manfaat begi kesehatan tubuh
Salah satunya sebagai sumber energi bagi tubuh. Di balik rasanya yang pahit, daun pepaya mengandung karbohidrat yang tinggi. Dengan mengonsumsi jus daun pepaya dapat menambah energi bagi tubuh. Jumlah energi yang cukup tubuh tidak mudah lelah dalam beraktivitas. Untuk jelasnya lihat di sini!
c. Rebusan jahe
Kebiasaan minum rebusan jahe berawal dari kekhawatiran saya terjangkit Covit 19 tahun 2020 lalu. Sampai sekarang minum rebusan jahe menjadi bagian dari keseharian saya.
Puasa tahun 2021 saya dapat keajaiban yang luar biasa. Waktu salat tarawih, tubuh saya lebih berenergi dibandingkan Ramadhan sebelum Covid. Padahal usia semakin tua, bukan bertambah muda.
Pikir punya pikir, ternyata saya telah mempraktikkan rutinitas baru.Yaitu, minum rebusan jahe setiap malam sebelum tidur.
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, jahe juga kaya manfaat bagi kesehatan tubuh. Di antaranya meningkatkan sirkulasi darah dan menghilangkan racun di dalam tubuh. Lengkapnya ada di sini!
Pertanyaannya, apakah tidak overload. Daun pepaya? Iya. Wortel? Iya juga, rebusan jahe? Masuk.
Untuk urusan ini saya punya jadwal tersendiri. Jika hari ini minum jus daun pepaya, besoknya rebusan jahe, lusa jus wortel. Hari berikutnya kembali lagi ke daun pepaya, begitu seterusnya. Selama puasa minumnya setelah makan sahur.
3. Minum air yang cukup
"Minum air yang cukup merupakan salah satu kunci untuk menuju sehat." Demikian filosofi para pakar kesehatan. Idealnya minum air putih 8-10 gelas per hari. Bagi saya jumlah tersesebut jarang terpenuhi. Palingan kira-kira 60 persen. Tetapi, setiap hari saya mengawali pagi dengan segelas air putih hangat. Kebiasaan ini saya lakukan sejak tahun 1976 sampai sekarang.
Saya ingin berbagi penglaman. Januari 2024, saya mengalami sakit pinggang. Hasil cek labor menunjukan kesehatan saya baik-baik saja. Gula darah, asam urat, kolesterol semua normal.
Akhir Februari lalu, saya minum air putih lebih banyak daripada biasanya. Alhamdulillah, malamnya sakit pinggang saya mulai berkurang. Saya bisa tidur dengan nyaman.
Saat puasa, saya tetap minum yang banyak pada malam hari.
Sejak itu, keluhan saya nyaris lenyap sama sekali. Rupanya Minum air yang cukup merupakan obat penawar yang tak bisa ditawar-tawar.
4. Rutin berolahraga
Bulan puasa atau bukan, saya tetap jalan pagi. Usai salat subuh, keluar dari Musala saya dan teman sesama lansia jalan kaki ke perbatasan desa. Kemudian balik lagi, terus pulang. Jarak tempuh kurang lebih 1 km.
5. Menerapkan gaya hidup sehat
Bulan puasa atau bulan biasa, bagi saya gaya hidup sehat itu mengalir saja, tidak terlalu perfeck. Menjaga pola makan dan asupan gizi, pola tidur yang teratur meskipun durasinya rata-rata cuman 5 jam, istirahat yang cukup, serta bersih jasmani rohani. Itu saja sudah cukup.
Dan yang tak kalah penting, selain beribadah melakukan hal yang menyenangkan. Misalnya berkebun, sesekali VC sama cucu, anak menantu nan jauh, dan sebagainya. Jujur, tua-tua begini saya juga bermedsos, ngeblog, dan punya banyak teman maya.
Penutup
Saya mengakui, rahasia sehat berpuasa yang saya praktikkan ini belum tentu cocok dengan teori Puasa Lansia x Dokter Meldi. Sebab saya bukan pakarnya. Untuk itu, melalui ulasan sederhana ini saya mohon pada beliau untuk diluruskan.
Sekian dan terima kasih.*****