Anisah Muzammil
Anisah Muzammil Editor

Penulis lepas/Editor/Mentor Ibu rumah tangga, 4 anak Penulis buku Jemuran Putus www.instagram.com/anisah_muzammil www.facebook.com/anisah.muzammil

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ibu Rumah Tangga Punya Banyak Cerita untuk Samber THR

31 Maret 2023   21:48 Diperbarui: 31 Maret 2023   21:57 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Rumah Tangga Punya Banyak Cerita untuk Samber THR
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Event Samber THR Kompasiana sudah diumumkan. Euforia menyambut ajang yang diikuti ribuan Kompasianer sangat terasa sampai di beberapa komunitas yang saya ikuti. Beberapa orang tampak antusias. Namun, beberapa yang lain mengeluhkan tentang ide yang sulit untuk didapat.

"Saya cuma ibu rumah tangga, Kak. Saya enggak pernah ke mana-mana. Gimana saya dapat ide?" Demikian keluhan salah satu rekan satu komunitas yang statusnya sama dengan saya: seorang ibu rumah tangga.

Jujur saja, beberapa tahun lalu, saya juga memiliki keluhan yang mirip. Saya hobi menulis, tetapi bingung tentang apa yang harus saya tulis? Beberapa tulisan yang saya jumpai rata-rata berupa fiksi teenlit dan itu sulit saya cari idenya karena masa itu sudah lewat. Beberapa yang lain kebanyakan cerita rumah tangga tentang perkawinan dan perselingkuhan.

Namun, dengan tekad berlatih menulis di media sosial, saya berusaha menemukan gaya sendiri. Menulis tidak harus romance atau teenlit, tetapi menulislah dari apa saja yang terdekat.

Saya seorang ibu rumah tangga. Berarti tulisan saya tidak jauh dari apa yang ada di dalam rumah. Saya pun bercerita tentang kekonyolan anak-anak, perkembangan mereka, juga tentang ibu rumah tangga yang sering lupa menekat tombol cook ketika menanak nasi di magicom.

Jika kita ingin menggalinya, ibu rumah tangga juga memiliki lebih dari satu juta cerita untuk dijadikan tulisan yang bermanfaat, bahkan menghibur dan menginspirasi. Tinggal bagaimana kita mengemasnya. Yang penting adalah kepekaan dan kreativitas, serta rajin berlatih.

Nah, ajang Samber THR Kompasiana adalah kesempatan para ibu rumah tangga bercerita. Menumpahkan jatah 20 ribu kata yang semestinya dituangkan lewat sebuah tulisan. Bagaimana mengais ide dari rumah agar sukses mengikuti Samber sampai akhir? Di bawah ini adalah tips yang bisa kita lakukan di sela melakukan rutinitas pekerjaan rumah, seperti mencuci, memasak, hingga antar jemput anak.

1. Membuka Pikiran

Jangan mengira membaca berita-berita kekinian di media sosial itu hal yang membuang waktu dan tidak bermanfaat untuk seorang ibu rumah tangga. Emak-emak juga harus tahu segala hal. Bukan untuk bahan gibah, melainkan untuk membuka wawasan agar tidak jalan di tempat ketika menulis. Berita-berita kekinian yang jika diracik dengan ciamik akan menjadi tulisan yang menarik dan menginspirasi. Misalnya, kalau dilihat dari tema hari pertama Samber, itu mudah dan sangat umum. Namun, bagaimana kita meraciknya menjadi sesuatu yang menarik dari sudut pandang ibu rumah tangga. Pasti kece, deh!

2. Peka

Menurut pengalaman saya, ibu rumah tangga justru lebih peka dalam hal mengamati sekitar. Mereka memiliki kemampuan untuk merespons cepat atas situasi dengan lebih teliti dan sensitif. Bahkan ibu rumah tangga bisa menjadi detektif dadakan.

Dalam konteks menulis, kepekaan sangat penting karena membantu penulis mengamati detil yang mungkin terlewatkan oleh orang lain. Nah, ini juga ada kaitannya dengan poin pertama. Dengan demikian, kita bisa mengekpresikannya dengan cara yang unik dan dari sudut padang berbeda.

3. Banyak Berlatih

Berlatih menulis tidak harus duduk diam di depan laptop ya, Moms! Banyak berinteraksi di media sosial lewat smartphone di tangan juga bisa dijadikan wadah untuk berlatih. Misalnya, banyak melakukan 'update status' di media sosial dengan menuliskan pengalaman pribadi berupa cerita rutinitas sehari-hari. Misalnya, perjalanan mengantar jemput anak. Cerita tentang mengambil rapor. Bisa juga berbagi pengalaman tentang menyiapkan makan sahur tanpa rasa kantuk. Saya juga pernah bercerita tentang sedihnya kala jemuran putus.

Media sosial adalah wadah yang cukup efektif untuk berlatih menulis dan menemukan gaya tulisan. Bahkan, mereka yang tadinya tidak bisa merangkai 1---2 kata, dengan sering menulis di media sosial, mereka bisa menyusun 3---6 paragraf, bahkan lebih.

4. Banyak Membaca

Kalau ini sesuatu yang tidak bisa dimungkiri kalau untuk bisa menulis, kita juga harus banyak baca. Enggak perlu bacaan berat. Hanya dengan membuka web Kompasiana, kita bisa mendapatkan bacaan lengkap yang mampu memancing ide. Membaca buku atau artikel tentang topik yang menarik, dapat membantu memperluas pengetahuan dan memberi ide untuk menulis.

5. Jangan Biarkan Waktu Berlalu

Maksudnya adalah jangan biarkan waktu berjalan begitu saja tanpa kita melakukan apa pun. Misalnya, ketika menunggu mesin cuci beroperasi, enggak ada salahnya kita membaca apa saja lewat smartphone di tangan. Bisa juga ketika sendirian menunggu anak di sekolah, kita bisa swipe layar ponsel untuk mencari ide. Atau ketika di sekitar kita ada sesama wali murid yang juga menunggu anaknya pulang sekolah, bolehlah menyapa mereka, mengobrol, dan tegur sapa. Berbicara dengan orang-orang yang memiliki latar belakang dan pengalaman hidup berbeda dapat membantu kita melihat dunia dari perspektif yang berbeda pula dan pastinya memperluas wawasan kita sebagai ibu rumah tangga.

6. Catat Ide yang Didapat

Kalau kata David Allen, "Your brain, is for having ideas, not for holding them." Ide itu dicatat, bukan diingat.

Ibu rumah tangga, baru meletakkan kacamata di meja saja sudah lupa, apalagi harus mengingat ide. Ya, kan? Pasti menguaplah idenya. Nah, kalau ide datang, berusahalah untuk langsung mencatatnya. Misalnya ketika sedang memasak, tiba-tiba muncul ide. Langsung ketik di smartphone agar ide tidak hilang.

Ada banyak jalan menuju Roma. Jadi ibu rumah tangga bukan alasan untuk jalan di tempat. Fisik boleh di rumah saja, tetapi skil dan kemampuan harus berkembang pesat. Manfaatkan teknologi. Ada banyak aplikasi yang tersedia untuk membantu menemukan waktu untuk menulis dan meningkatkan produktivitas. Kalau dulu, untuk ikut pelatihan menulis harus melakukan perjalanan di bawah terik matahari sampai turun naik bus. Zaman sekarang hanya lewat layar ponsel, kita bisa dapat apa yang ingin kita tahu.

Gimana, Emak-Emak? Siap berjuang di Samber THR Kompasiana besok?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun