Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Guru

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Energi di Tengah Pandemi

27 April 2020   15:04 Diperbarui: 27 April 2020   15:07 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Energi di Tengah Pandemi
ilustrasi pribadi

Casuarina glauca. Gymnospermae dengan ciri khasnya. Strobilus. Hijau menyelaraskan dengan kondisi-nya. Pun ia akan menua. Jatuh dan menyebar. Tumbuh lagi menjadi kawanan cemara yang baru. 

Bolehkah ia memilih untuk tetap bertahan di dahan? Dengan segala potensi yang ia miliki. Tak goyah. Namun, bukankah ia akan jauh lebih bermanfaat saat saat energi potensial-nya berubah menjadi energi kinetik. Berpindah. Untuk kebermanfaatan. Bergerak untuk membaur namun tak melebur. 

WFH saat Ramadhan? Tetap Menjadi Pembelajar dan Pendidik Ber-Energi Positif.

Ketika Allah menguji hambanya dengan berbagai problematika kehidupan, harusnya menjadikan kita semakin kuat dan  terlatih dengan segala persoalan. 

Manusia ditempa untuk membuktikan kesungguhannya dalam hal kecintaan pada Sang Pencipta. Akankah goyah? Akankah mengeluh? Atau justru semakin sadar bahwa Allah tengah menunjukkan kekuasaan-Nya. Sudahkah kita dapat mengambil hikmah dari semua yang telah dan tengah terjadi? Atau justru belum sepenuhnya sadar dengan takdir-Nya?

Permasalahan Pandemi COVID-19  bukan hanya sekadar perbincangan global saat ini. Tak hanya memberi pengaruh pada satu lini kehidupan. Hampir semua scene aktivitas manusia saat ini terdampak oleh viralnya makhluk semi-hidup bernama virus Corona. Masyarakat semakin berhati-hati dalam bertindak. 

Tak terkecuali aktivitas di dunia pendidikan yang mengalami revolusi dalam sekejap. Ujian Nasional dibatalkan. Peserta didik dikembalikan pada orang tua untuk waktu yang belum pasti. School from Home istilahnya. 

Begitu juga pendidik seperti saya yang harus melakukan aktivitas Work from Home dalam waktu entah sampai kapan. Rencana pembelajaran yang disusun pada awal semester lalu harus dirombak ulang. 

Terlebih melihat kondisi peserta didik saat di rumah yang kita tidak tahu persis keadaannya. Terkadang suudzon pada mereka yang tetiba hadir pada kelas online kemudian menghilang tanpa komentar. Akan tetapi, keadaan meminta kami untuk berbaik sangka bahwa mereka menyimak selama pembelajaran.

Tak ingin menyimpan prasangka pada peserta didik yang tengah melakukan aktivitas di rumah. Begitulah motivasi saya sebelum masuk kelas online. Terlebih lagi sedang berada di bulan puasa. 

Kebanyakan dari peserta didik melanjutkan aktivitas tidur pagi sehingga mereka sering terlambat dalam mengikuti pembelajaran online. Terbukti saat ditanya "Kenapa terlambat masuk kelas online?". " Baru bangun Bu. Habis beribadah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun