ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX
Pembayaran Transaksi Anti Ribet dengan QRku
Sebagai tukang jualan hehe, saya selalu berusaha untuk mempermudah konsumen yang datang ke toko. Intinya, hari gini, jika gak mau ngikutin perkembangan zaman ya susah. Orang udah berlari ke depan, kitanya mau coba ngerangkak.
Selain menjual alat tulis & kantor, secara saya pengguna komputer dan internet, saya juga "melebarkan sayap" dengan menjual tiket transportasi (pesawat, kereta, bus dsb) dan juga membuka loket yang menerima berbagai pembayaran. Seperti pembayaran listrik, PDAM, Telp dsb. Istilah kerennya sih PPOB alias Payment Point Online Bank.
Bekerjasama dengan sebuah sistem PPOB, saya sudah menjalankan usaha ini sekitar 3 tahun. Dan, insyaAllah terus berjalan secara, keluarga terdekat pun butuh jasa pembayaran seperti ini yekan. Untuk pembayaran semacam ini, pakai fasilitas perbankan juga bisa. Saya juga kalau sistem PPOBnya terkendala, ya bayarnya pakai internet banking BCA.
Saya memilih menggunakan internet banking biar transaksinya bisa langsung dicetak dan diarsip dengan baik. Maklum, rekening listrik, PDAM dan telp yang harus saya bayarkan ada belasan, termasuk di rumah, kantor ayah, tempat usaha adik dsb.
Mostly, pembayaran dilakukan secara tunai. Tapi ada juga beberapa langganan yang memilih bayar dengan menggunakan mesin EDC. Kebetulan BCA kasih kemudahan dan kepercayaan kepada toko saya dalam hal ini. Namun, belakangan ada satu lagi metode pembayaran yang jauh lebih mudah dan anti ribet. Apa itu? Yakni dengan menggunakan QR Code!
Anti Ribet Menggunakan QRku dari BCA
Setahu saya, awalnya QRku terdapat di aplikasi Sakuku-nya BCA. Namun, sekarang aplikasi BCA Mobile pun sudah bisa melakukan transaksi dengan menggunakan QR Code. Jadi, dengan adanya fitur QRku ini, saya dapat melakukan pembayaran dan juga menerima pembayaran.
Ada satu pelanggan saya, pemilik sebuah rumah makan padang tak jauh dari toko saya yang setiap bulan melakukan pembayaran dalam jumlah yang besar. Maklum, namanya juga rumah makan ya. Jadi, penggunaan air dan listriknya boros. Belum lagi barak pegawainya.