ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX
Menyerap Semangat Kebaikan Sang Buddha dan Mengaplikasikannya di Bulan Ramadan
Lantas, semangat apa yang kita ambil di bulan Ramadan ini? Tentu saja banyak. Pernah dengar jargon, "semua agama baik," bukan? Nah, saya pribadi meyakini itu. Nggak ada ceritanya ada sebuah agama yang memiliki Tuhan namun mengajarkan kebatilan dan keburukan.
Ajaran Buddha tidak membedakan kelas dan kasta. Nah, sebagai umat Islam kita juga dapat mempraktikan hal ini. Bahwa sikap kita terhadap orang lain gak boleh ditentukan dari seberapa tinggi kedudukan atau seberapa banyak harta yang mereka punya. Semua niat baik yang kita punya dapat disalurkan kepada semua umat tanpa memandang perbedaan semacam ini.
"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga." (HR Tarmizi).
Nah, itu salah satu bentuk kasih sayang dan cinta kasih. Sejak kecil, kita diinfromasikan bahwa salah satu tujuan berpuasa agar kita dapat merasakan saudara kita, di luar sana yang bahkan kesulitan untuk makan.
Selanjutnya, hal lain dari Agama Buddha yang dapat kita aplikasikan dalam semangat beribadah Ramadan adalah Agama Buddha mengajarkan hukum sebab dan akibat. Dalam Islam, kita juga meyakini bahwa semua perbuatan baik akan mendapatkan pahala dan semua perbuatan jahat akan mendapat dosa.
Tinggal kelak di hari kebangkitan setelah kiamat, kita akan ditempatkan di surga atau negara, tergantung amal ibadah kita. Nah, di Ramadan, kita diajak untuk berlomba-lomba melakukan kebaikan. Semua demi mengharapkan Ridha-Nya.
Jadi, bagi teman yang merayakan hari Waisak, selamat memperingati hari tersebut dan semoga di tengah pandemi ini, teman-teman semua dapat merayakannya dengan suka cita dan kebahagiaan. Amin.