ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX
Menyerap Semangat Kebaikan Sang Buddha dan Mengaplikasikannya di Bulan Ramadan
Saya lahir dan dibesarkan di keluarga yang menganut agama Islam. Dari kecil, lingkungan pertemanan saya ya itu-itu saja. Saya tahu sih di luar sana ada orang yang beragama lain di mana mereka memiliki kepercayaan akan Tuhan yang berbeda dengan saya. Di kampung, keluarga kami bahkan berhubungan baik dengan satu keluarga beragama Katolik.
Kalau ada legacy yang (kelak) ditinggalkan orang tua, dapat dibilang salah satunya adalah pendidikan toleransi. Alhamdulillah, sejak saya dan saudara kecil, kami dididik untuk menerima perbedaan. Terutama di segi perbedaan agama.
Keberagaman lingkungan makin meluas saat saya berkuliah di mana di satu kelas lengkap terdiri dari 5 agama utama. Setiap hari raya, kami bergiliran saling mengunjungi satu sama lain. Nggak ada kejengahan ataupun rasa sungkan. Kami lakukan itu atas asas pertemanan dan... toh dengan saling berkunjung gak lantas bikin keimanan kami luntur, kan?
Mengenal Sekilas (Agama) Buddha
Di beberapa kesempatan, saya beruntung dapat berkunjung ke kota/negara di mana banyak pemeluk Agama Buddha-nya. Saat ke Bangkok, Thailand, untuk pertama kalinya saya bersentuhan secara lebih dekat dengan beberapa vihara yang menjadi tempat beribadah umat Buddha. Menarik melihat cara mereka beribadah. Walaupun caranya totaly berbeda dengan yang biasa saya lakukan, namun melihat mereka melakukannya dari kejauhan, saya merasakan damai yang sama.
Di Hong Kong, saya bahkan berhasil naik melewati 268 anak tangga ke atas kawasan di mana terdapat Patung Buddha Tian Tan berada. Ini adalah salah satu patung kebanggaan warga Hong Kong yang konon jika cuaca bagus keberadaan patung berukuran 34 meter dengan berat 250 ton ini dapat dilihat dari Macau. Wow!
Saat kuliah, sahabat-sahabat terbaik saya beragama Buddha. Walaupun saya gak paham betul kegiatan mereka saat beribadah, namun yang saya tahu mereka orang-orang yang baik. Oh well, mau agama apapun akan selalu ada bad guy & good guy, kan? untungnya, sejauh ini, kesan saya terhadap teman-teman yang beragama Buddha itu selalu positif.
Agama Buddha atau Buddhisme adalah agama terbesar keempat di dunia dengan lebih dari 520 juta pengikut atau meliputi 7% populasi di dunia. Sesuai namanya, Agam Buddha dijalankan berdasarkan ajaran-ajaran awal Buddha. Suprisingly, agama ini lahir di India kuno sebagai salah satu tradisi Sramana sekitar abad ke-6. Menarik, ya karena India dikenal sebagai negara dengan mayoritas pemeluk agama Hindu.
Menyerap Semangat Kebaikan Waisak di Bulan Ramadan
Tepat pada hari ini, Kamis 7 Mei 2020, umat Buddha merayakan Waisak yang menjadi hari suci agama Buddha. Di India, hari Waisak dikenal dengan nama Visakah Puja. Nama "Waisak" sendiri diambil dari bahasa Pali "Wesakha" yang berarti "Hari Buddha".
Lantas, semangat apa yang kita ambil di bulan Ramadan ini? Tentu saja banyak. Pernah dengar jargon, "semua agama baik," bukan? Nah, saya pribadi meyakini itu. Nggak ada ceritanya ada sebuah agama yang memiliki Tuhan namun mengajarkan kebatilan dan keburukan.
Ajaran Buddha tidak membedakan kelas dan kasta. Nah, sebagai umat Islam kita juga dapat mempraktikan hal ini. Bahwa sikap kita terhadap orang lain gak boleh ditentukan dari seberapa tinggi kedudukan atau seberapa banyak harta yang mereka punya. Semua niat baik yang kita punya dapat disalurkan kepada semua umat tanpa memandang perbedaan semacam ini.
"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga." (HR Tarmizi).
Nah, itu salah satu bentuk kasih sayang dan cinta kasih. Sejak kecil, kita diinfromasikan bahwa salah satu tujuan berpuasa agar kita dapat merasakan saudara kita, di luar sana yang bahkan kesulitan untuk makan.
Selanjutnya, hal lain dari Agama Buddha yang dapat kita aplikasikan dalam semangat beribadah Ramadan adalah Agama Buddha mengajarkan hukum sebab dan akibat. Dalam Islam, kita juga meyakini bahwa semua perbuatan baik akan mendapatkan pahala dan semua perbuatan jahat akan mendapat dosa.
Tinggal kelak di hari kebangkitan setelah kiamat, kita akan ditempatkan di surga atau negara, tergantung amal ibadah kita. Nah, di Ramadan, kita diajak untuk berlomba-lomba melakukan kebaikan. Semua demi mengharapkan Ridha-Nya.
Jadi, bagi teman yang merayakan hari Waisak, selamat memperingati hari tersebut dan semoga di tengah pandemi ini, teman-teman semua dapat merayakannya dengan suka cita dan kebahagiaan. Amin.