SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Pustakawan

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Macet Saat Perjalanan Mudik, Bukan untuk Mengeluh Apalagi Mencibir

9 Mei 2022   12:02 Diperbarui: 9 Mei 2022   17:24 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Macet Saat Perjalanan Mudik, Bukan untuk Mengeluh Apalagi Mencibir
Ilustrasi Gambar: www.balingbambu.com

Serba-serbi mudik dengan moda transportasi apapun problemnya hampir sama. Tidak perlu dikeluhkan atau menyalahkan pihak lain. Asalkan tidak membahayakan bagi diri sendiri dan orang lain.

Lalu bagaimana pula dengan ruas jalan yang rusak? ongkos yang mahal dengan alasan sedang lebaran. Belum lagi sedang apes kecopetan dan peristiwa lainnya? jawabnya adalah tidak perlu mengeluh dan menyalahkan siapapun.

Enak jaman sekarang, bisa beli mobil sendiri, jalan tol dibangun dimana-mana, serta berbagai kecanggihan teknologi yang membantu keperluan pemudik. Yakin?

Ternyata tidak juga. Meskipun sudah memiliki kendaraan pribadi nyatanya keluhan dan menyalahkan pihak lain tetap muncul. Ada yang mengeluh kemacetan. Ada yang menyalahkan pemerintah tidak mengantisipasi arus mudik. Bahkan, ada polisi yang menyalahkan polisi lain.

Sejatinya kemacetan saat mudik adalah perwujudan dari diri kita masing-masing yang memiliki satu tujuan yaitu turun ke jalan untuk pulang atau mengunjungi sanak saudara. 

Dengan tidak mengurangi makna mudik, kemacetan adalah hal yang tak terelakkan, serupa dengan tradisi mudik yang tak terelakkan juga di Indonesia dan berbagai belahan negara lain.

Kita bisa membayangkan, penduduk yang sedemikian banyak punya keinginan yang sama, yaitu mudik. Mereka pastinya akan bersama-sama melakukan pergerakan, perpindahan atau mobilisasi besar-besaran. Segala arah mata angin dipenuhi. Bertemu pada satu titik yaitu jalan. Bertemu pada satu titik yaitu kemacetan.

Akankah kita masih mengeluh dan menyalahkan pihak lain? sementara kita sejatinya bersama-sama menciptakan kemacetan itu sendiri?

Ada banyak siasat untuk tidak mengeluh dan menyalahkan pihak lain. Sebab esensi mudik adalah mengingatkan pada kita tentang asal muasal, tentang pendidikan yang sudah diajarkan orang tua pada kita. 

Sehingga ketika kelak dewasa bisa mandiri dan berjuang demi kebaikan. Demi rasa syukur kita atas segala nikmat Tuhan sehingga diberi kesempatan bisa mudik.

Kita yakin, masing-masing pasti sudah memiliki solusi dan antisipasi mengalami kemacetan di jalan saat mudik. Ada yang berangkat lebih awal. Ada yang memanfaatkan waktu malam. Ada pula yang bertahap dari kota ke kota sekalian mengunjungi sanak saudara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun