Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga
Macet Saat Perjalanan Mudik, Bukan untuk Mengeluh Apalagi Mencibir
Pastinya, apapun jamannya kita hidup, mudik adalah manifestasi besar untuk mengingat jati diri kita sebagai anak bangsa tidak lupa asal muasal, seperti pepatah kacang tidak lupa kulitnya. Kurangi mengeluh dan tidak menyalahkan siapapun jika terjebak dalam kemacetan.
Apalagi kemacetan saat mudik, sebab sepanjang apapun jalan yang dibangun, tak akan sebanding dengan kebutuhan manusia dalam bersosial. Secanggih apapun rekayasa jalan, tak akan mampu menampung ledakan volume kendaraan yang melintasi secara bersama-sama.
Sebanyak-banyaknya petugas keamanan yang bertugas, pada akhirnya mereka juga punya keluarga yang butuh perhatian juga. Segudang caci maki yang kita ucapkan tak akan mampu mengubah secepat kedipan mata.
Mungkin yang perlu diingat lagi adalah, mudik adalah hajat bersama, apapun cuacanya, apapun politiknya dan siapapun presidennya, mudik harus ditunaikan.
Berangkat selamat, pulang juga selamat. Pandai bersyukur di setiap kesempatan, kurangi kebut-kebutan, tidak saling serobot, karena jalan umum bukan sirkuit, dan kita tidak sedang berperang melawan penjajah.
Siapapun di jalan adalah saudara kita, sebangsa dan se-tanah air. Bersyukur masih bisa mudik, masih banyak saudara-saudara kita yang dengan berbagai hal tidak bisa mudik. Akhirnya, Selamat merayakan idul fitri 1143 H, mohon maaf lahir bathin.
SINGOSARI, 9 Mei 2022