Id.Djoen
Id.Djoen Wiraswasta

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Menanti Maaf Para Pemimpin

14 Mei 2021   12:33 Diperbarui: 14 Mei 2021   17:46 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menanti Maaf Para Pemimpin
Maaf Lahir Batin|Dokpri

Awal ramadan atau jelang ramadan banyak kita jumpai banner, spanduk, video, iklan TV yang bertemakan ramadan semisal " Saya Ketua Partai Oplosan Mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa " dan kalimat-klaimat sejenis yang dibuat oleh pemimpin agama, tokoh masyarakat, pemimpin partai politik, pemimpin perusahaan, menteri, gubernur dan pemimpin daerah lainnya.

Hal yang sama kita jumpai jelang H-5 Hari Raya Idul fitri para pemimpin tersebut dengan menggunakan berbagai macam media banner, spanduk, iklan video, vlog dan lainnya " Mengucapakan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Mohon Maaf Lahir Batin ". Dari kalimat permintaan maaf ini, sebagai rakyat biasa mempertanyakan seperti apa permintaan maaf tersebut, subyek permintaan maaf dan obyek permintaan maaf tidak terlihat dengan jelas, bisa dikatakan permintaan maaf yang bersifat umum. Ini saya pertanyakan sebab beda dengan permintaan maaf rakya biasa seperti saya, cukup dengan mengucapkan mohon maaf lahir dan batin dikarenakan tak ada kesalahan rakyat biasa yang merugikan banyak orang sebagaimana para pemimpin membuat kesalahan atas kebijakannya.

Pemimpin dalam ajaran islam terbagi dalam dari tingkat tertinggi hingga terendah dengan ringkasan,

Seorang presiden adalah pemimpin bagi rakyatnya

Seorang ulama adalah pemimpin bagi umatnya

Seorang direktur adalah pemimpin bagi karyawannya

Seorang bapak adalah pemimpin bagi keluarganya

Seorang ibu adalah pemimpin bagi anak-anaknya

Dan diri sendiri adalah pemimpin bagi dirinya.

Dalam diri seseorang mempunyai tanggungjawab dan amanah diemban atas yang  dipimpinnya, dan tanggungjawab terbesar diemban oleh presiden sebagai pemimpin negara, ulama sebagai pemimpin umatnya, ketua parpol sebagai pemimpin wakil rakyatnya, dan direktur pemimpin karyawannya. Selama proses pemerintahan berjalan 5 tahun, 10 tahun mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang juga direstui anggota legislatif, terkadang lebih banyak merugikan rakyat kecil dibanding menguntungkan, terkadang hanya untuk demi kepentingan segelintir orang saja, hal-hal semacam ini adalah sebuah kesalahan yang menyakiti banyak orang.

Kita lihat UU Omnibus Law hanya untungan segelintir pengusaha namun merugikan jutaan buruh, ambigu larangan mudik tapi boleh pulang kampung tahun 2020 sebuah statement membingungkan banyak merugikan orang, anjurkan mudik pilkada larang mudik silaturrahmi,  larangan mudik dan penyekatan ramadan 1442 H namun membiarkan TKA bebas berkeliaran sebuah kebijakan hanya untungkan negara asing dan mengecewakan rakyaknya sendiri, mempromosikan Bipang Ambawang makanan haram bagi umat islam untuk oleh-oleh mudik lebaran .  Dan yang terbaru usaha melemahkan KPK dengan mendepak penyidik jujur tegas dengan label test ASN yang juga indikasi meletakkan KPK dibawah mendagri, sebuah langkah untuk untungkan koruptor yang merugikan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun