Menanti Maaf Para Pemimpin
Sebuah kesalahan kebijakan yang tak cukup mengucapkan " Selamat Hari Raya Idul Fitri Mohon Maaf Lahir Batin ". Permintaan maaf bukan sekedar ucapan lisan ataupun tulisan semata namun disertai aksi terhadap apa kesalahan yang dibuat untuk diperbaiki sebagai wujud permintaan maaf yang riil. Maaf lahir dan batin dapat diartikan maaf secara lahir melalui ucapan dan maaf secara batin melalui tindakan. Dari 5 tahun lalu hingga detik ini belum pernah saya baa, saya dengar ucapan mohon maaf semisal :
" Saya Presiden mohon maaf belum memenuhi janji kampanye saya "
" Saya Ulama mohon maaf atas perilaku saya yang hanya untungkan pribadi saya "
" Saya Presiden mohon maaf minta maaf atas ucapan salah saya "
" Saya ketua partai mohon maaf belum bisa mengemban suara rakyat yang saya wakili "
" Saya direktur mohon maaf tidak bisa memenuhi kesejahteraan karyawan "
Dan lain-lain sebuah permintaan maaf yang ada subyek dan obyek mohon maafnya, ini penting sehingga ada langkah konkrit terhadap apa yang salah untuk diperbaiki sehingga rakyat banyak yang dimintai maaf ikhlas memaafkan dan bagi pemimpin tersebut bisa bercermin untuk tidak membuat kesalahan-kesalahan yang sama sehingga pada setiap hari raya ucapan "Selamat Hari Raya Idul Fitri Mohon Maaf Lahir Batin " bisa diterima sebagaimana rakyat biasa mengucapkannya.
Akhir kata
" Maaf dari saya rakyat kecil menasehati pemimpin agar minta maaf secara lahir dan batin"
google-site-verification: google0fdd34e1e6315bf6.html