Id.Djoen
Id.Djoen Wiraswasta

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

1 Tahun Sekali

28 April 2022   21:25 Diperbarui: 28 April 2022   21:41 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1 Tahun Sekali
Galeri Batik Baru/dokpri

Baju Baru 1 Tahun Sekali, Jelang hari raya jalanan mulai dipadati kendaraan bermotor lalu lalang untuk tujuan mudik atau menuju pasar, mall, pertokoan menyambut hari yang ditunggu-tunggu berkumpul bersama keluarga, handai tolan dikampung halaman. Kebiasaan semacam ini sudah ada sejak lama saat Indonesia merdeka, jadi bukan hal yang baru untuk diriset.

Ada banyak adat dan budaya dalam Ramadhan di Indonesia yang dilakukan oleh umat muslim sebagai wujud kearifan lokal. Diawal jelang masuk ramadan ada budaya "Megengan" yang disertai kegiatan memberi sedekah berupa makanan jadi kepada sanak family, tetangga terdekat. 

Tentu saja pada moment ini dibutuhkan bahan pokok dan bahan pengolahan lainnya, tak heran kalau saat minyak goreng langka antrian panjang diberbagai toko banyak kita jumpai, minyak goreng langka pada momen memasuki ramadan dimana saat itu masyarakat butuh stok minyak goreng untuk kebutuhan awal ramadan hingga akhir ramadan. 

Untuk kebutuhan sedekah awal ramadan, penyediaan takjil berbuka dan sajian hidangan saat perayaan idul fitri dibutuhkan bahan kebutuhan pokok yang relatif banyak dibanding hari-hari biasa termasuk minyak goreng.

Pemandangan semacam ini sudah berjalan sejak lama dilakukan muslim Indonesia dalam menyambut bulan Ramadan yang penuh berkah. Antrian panjang minyak goreng beberapa waktu lalu dan ramainya mall warga untuk belanja baju baru tak perlu diriset atau disuruh merebus yang biasa digoreng, yang perlu diriset adalah kelangkaan minyak goreng di sebuah negara penghasil sawit terbesar didunia, dengan solusi nasionalisasi perusahaan-perusahaan sawit.

Tak dapat dibandingkan antri minyak goreng vs antri beli baju baru, sebab kehidupan rakyat kecil memang semacam itu dan itu hal yang lumrah dikarenakan kepentingan antri minyak goreng dengan antri beli baju baru. Mungkin bagi kalangan orang yang lahir dari seorang pejabat negara kehidupan rakyat kecil semacam itu tidak pernah mereka rasakan dikarenakan dari mulai bayi hingga dewasa dibantu oleh pembantu rumah tangga.

Ramadan satu tahun sekali moment inilah yang ditunggu umat muslim untuk banyak bersedekah sehingga kebutuhan bahan pokok naik dibulan ramadan, toh ini sebuah amal kebiasaan yang baik untuk dilestarikan dikarenakan kepedulian terhadap wong cilik, fakir miskin dilakukan setiap satu tahun sekali, berbeda dengan mereka yang hanya ingat wong cilik lima tahun sekali saat suara wong cilik diperlukan untuk kepentingan politik.

Hari raya satu tahun sekali, puasa ramadan umat muslim berlomba-lomba memperbanyak amal sholeh, sholat sunnah, tadarrus, zakat, sedekah hingga pada akhir ramdan tibalah hari raya. Mudik, baju baru, sedekah, silaturrahmi adalah wujud kegembiraan yang dilakukan satu tahun sekali, termasuk beli baju baru.

Teringat betul semasa kecil saya hari raya tiba juga orangtua menyediakan uang untuk membelikan baju baru bagi anak-anaknya. Sulitnya mengatur keuangan inilah yang dimanage orangtua sehingga baju baru hanya dibeli satu tahun sekali saat hari raya dan dipakai hingga hari raya tahun depan begitu seterusnya. 

Terlebih biasanya hari raya bertepatan dengan masuknya tahun ajaran baru, yang tentu saja orangtua khususnya ibu-ibu memutar otak mengatur keuangan dari suami untuk beli baju baru, untuk masuk sekolah, beli buku, sepatu dan seragam sekolah.  

Berbeda dengan kehidupan bukan wong cilik baju baru mereka beli bukan satu tahun sekali namun terkadang satu jam sekali, satu hari sekali, satu minggu sekali. Dari kenyataan inilah tak perlu adanya riset kenapa antri beli baju baru, karena sudah terjawab baju baru yang mereka beli satu tahun sekali saat hari raya dimana para pengusaha toko, mall ramai-ramai memberikan harga diskon.

Bukan rahasia umum para pengusaha pakaian, pemilik toko, pengusaha kue berbahagia saat hari raya walau mereka non muslim dikarenakan omzet penjualan mereka naik drastis dibanding hari-hari biasanya. Keuntungan meningkat dan roda ekonomi berjalan.

Sebuah nasehat menyejukkan hati mungkin lebih baik yang diberikan kepada masyarakat wong cilik, bukan memberikan statement suatu hal yang tidak pernah dirasakan sendiri.

Tak perlu riset antri minyak goreng, eh ramai-ramai beli baju baru sebab sudah terjawab antri minyak goreng karena langka dan beli baju baru satu tahun sekali. Satu ramadan penuh dijalani dengan berbagai amalan salah satunya untuk peduli kepada wong cilik setiap detik, setiap waktu bukan hanya ingat lima tahun sekali. Dan amalan pada wong cilik harus ikhlash tanpa mengharapkan imbalan atau riya' mencari nama semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun