Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/
Syawal, Enam Hari Puasa Bersama Keluarga
Hari ini, Ahad 8 Mei 2022 adalah hari ketujuh di bulan Syawal 1443 H. Bagi Anda yang sudah menyelesaikan puasa Syawal, bersyukurlah. Bagi yang sedang menjalani, teruskanlah. Dan bagi yang belum memulai puasa Syawal, bersiaplah. Ajak keluarga untuk memulainya.
Sebagaimana kita ketahui, puasa Syawal adalah penyempurna puasa Ramdan. Nabi saw bersabda,
"Barangsiapa puasa Ramadan kemudian diikuti (puasa) enam hari bulan Syawal maka dia seperti puasa setahun" (HR. Muslim no 1164, At-Tirmidzi no 759, Ahmad no 23533, Ath-Thabrani dalam Al-Kabir no 3908, Al-Baihaqi dalam Ash-Shaghir no 1409 dan Al-Kubra no 8431, Ibnu Majah no 1716, Abu Dawud no 2433 dan Ibnu Khuzaimah no 2114).
Sudah menjadi tradisi masyarakat muslim di berbagai belahan dunia, untuk menunaikan puasa enam hari di bulan Syawal. Bisa dimulai sejak tanggal 2 Syawal, dan berakhir batas waktunya pada 30 Syawal. Jika mampu menyelesaikan puasa sunah enam hari, dihitung bersama puasa sebulan pada saat Ramadan, dianggap setara dengan puasa selama setahun.
Hasil Ramadan adalah Menguatnya Sisi Kebaikan
Puasa dan berbagai amal kebaikan selama Ramadan, memberikan dampak dimudahkannya kita untuk melakukan amal kebaikan lainnya di luar Ramadan. Ini menjadi salah satu pertanda diterimanya amal ibadah selama Ramadan.
Para ulama menyatakan, di antara tanda diterimanya amal kebaikan adalah Allah memudahkan untuk melaksanakan amal kebaikan lainnya. Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengutip pernyataan ulama salaf,
"Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya."
Allah membalas kebaikan hamba dengan memudahkannya melakukan kebaikan selanjutnya. Allah membalas kejelekan hamba, dengan memudahkannya melakukan kejelekan berikutnya. Maka berhati-hatilah agar tidak terjatuh dalam lingkaran kejahatan, karena akan membuat semakin mudah melakukan kejahatan selanjutnya.
Ibnu Rajab Al-Hambali mengutip pernyataan ulama salaf lainnya, "Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dilanjutkan dengan kejelekan, maka ini adalah tanda tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan" (Latha-if Al-Ma'arif).