Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/
Sabar dan Syukur, Mengantar Kita ke Surga-Nya
Kisah Ramadan -- 21
Semua hal baik perlu pembelajaran dan pembiasaan. Termasuk dalam sikap hidup. Manusia menjadi baik, karena mendapatkan pembelajaran dan menerapkan pembiasaan. Ketika konsisten menerapkan keduanya, sikap hidup yang baik akan melekat menjadi karakter.
Salah satu sikap hidup yang perlu pembelajaran dan pembiasaan adalah cara memandang semua peristiwa dalam kehidupan. Manusia memiliki pilihan perspektif, untuk melihat suatu kejadian atau peristiwa, dari sudut yang mana. Masing-masing pilihan menimbulkan konsekuensi yang berbeda.
Saat manusia pandai memandang semua peristiwa dalam perspektif positif, akan berdampak menguatkan jiwa. Sebaliknya, jika memandang segala peristiwa dalam pilihan perspektif negatif, akan berdampak melemahkan jiwa.
Kisah pasangan suami istri, Imran bin Hiththan dan Hamnah, menjadi salah satu contoh pilihan perspektif yang berdampak menguatkan. Suatu hari Imran tengah berduaan bersama Hamnah. Secara fisik, Imran dikaruniai wajah tidak menarik, berjerawat dan pendek. Sedangkan Hamnah adalah perempuan cantik jelita luar biasa.
Tiap kali memandang Hamnah, semakin kelihatan cantik dan jelitadi mata Imran. Di matanya, Hamnah adalah makhluk ciptaan Allah yang sangat memesona dan menakjubkan. Imran menjadi semakin tertarik dan tidak berkedip memandang istrinya terus-menerus.
Merasa dipandangi terus menerus, Hamnah bertanya heran, "Ada apa dengan dirimu, Imran?"
"Segala puji bagi Allah. Demi Allah, kamu benar-benar perempuan yang sangat cantik," jawab Imran.
"Bergembiralah", ujar Hamnah, "Lantaran ini aku dan kamu akan masuk surga."
"Dari mana kamu tahu hal itu?" ujar Imran.