Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.
Siswa Berbagi Takjil, Menguatkan Sikap Toleran

Sudah sejak beberapa tahun yang lalu, siswa kami membagikan takjil di jalan depan sekolah. Sebab, sejak beberapa tahun yang lalu, jalan ini sudah ramai dilewati banyak orang. Sehingga, sekolah tak perlu mencari lokasi yang lain.
Memang dahulu, sudah sangat lama, saat jalan di depan sekolah masih sepi dari pengguna jalan, sekolah mencari lokasi yang agak jauh dari sekolah. Tepatnya, di jalan depan gedung DPRD. Lokasi ini saat sore sangat ramai, sebab memang jalan protokol.
Selain itu, di depan gedung DPRD di daerah kami ada taman atau ruang publik, yang saat tiba sore hari dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kumpul-kumpul, di antaranya orangtua yang mengajak anak-anak mereka bermain.
Di lokasi-lokasi yang disebut di atas dalam maksud untuk lokasi membagi takjil memiliki tujuan yang sama. Yaitu, takjil diterima oleh orang-orang yang membutuhkan, siapa pun dirinya.
Tak perlu mengetahui mereka ini kaya atau miskin. Baik kaya maupun miskin tak terpisahkan. Mereka sama-sama menjadi perhatian siswa yang membagi takjil. Siapa pun yang ketika diberi takjil diterimanya, itulah orang yang membutuhkan.
Jadi, siswa memberikan takjil termaksud kepada siapa pun orangnya, yang tak mereka ketahui persis. Sebab, takjil itu ditujukan untuk semua orang merasa membutuhkan.
Bahkan, terhadap orang yang berbeda keyakinan pun, siswa tak memperhitungkan. Yang penting ketika takjil diulurkan dengan tangannya kepada orang dan orang ini menerimanya, jadilah takjil ini rezeki bagi orang yang menerimanya.
Pun demikian terhadap orang yang berasal dari suku, ras, dan golongan yang berbeda. Tak menjadi persoalan. Takjil tetap diterimakan. Tak kemudian takjil diambil lagi, misalnya, yang menerimanya dari suku Batak atau Ambon. Takjil, sekali lagi, dibagikan kepada siapa pun yang menghendakinya.
Di dalamnya, siswa tak sekadar belajar tentang bertoleransi, tetapi mempraktikkan hidup yang penuh sikap toleran. Ini salah satu nilai kehidupan sosial yang bagi siapa pun, termasuk siswa, sangat penting.
Melalui berbagi takjil, siswa lebih menghayati sikap toleran ini. Justru sikap toleran dalam konteks ini semakin kentara. Sebab, takjil yang adalah tradisi umat muslim saat Ramadan, dapat diberikan kepada orang lain, sekalipun berbeda agama. Toleransi yang demikian ini sangatlah jelas.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY CHALLENGE
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!