Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.
Siswa Berbagi Takjil, Menguatkan Sikap Toleran

Apalagi pembagian takjil dilakukan di ruang publik. Yang, dapat dilihat oleh banyak orang. Baik dilihat oleh antarpenerima takjil maupun orang yang tak menerima takjil karena lewat saja.
Sikap toleran dalam konteks ini tak hanya sebatas dialami oleh siswa. Tetapi, juga dialami dan/atau dijumpai oleh banyak orang. Termasuk orang yang sekadar melewati lokasi pembagian takjil ini.
Tentang hal ini, yaitu hal bertoleransi, barangkali tak semua siswa mengetahuinya. Mereka mengetahuinya mungkin sebatas membagikan takjil. Bahwa di dalam berbagi takjil mengandung penanaman sikap toleran, mereka mengetahui atau tak mengetahui, bukanlah hal yang penting.
Sebab, yang penting adalah mereka melakukan aksi membagikan takjil tanpa harus membedakan. Membagikan takjil tanpa beban apa pun kepada setiap orang sebagai poin penting dalam menanamkan sikap toleran.
Sikap toleran memang melepas semua identitas. Semua dipandang sama, sebagai makhluk yang sederajat. Dan, fakta demikian sangat terlihat dalam aksi siswa membagikan takjil.
Mereka melakukannya fokus menyerahkan takjil kepada setiap orang yang lewat. Tak melihat identitas orang termaksud. Siapa pun yang kepadanya diulurkan takjil dan mau menerimanya, itulah berbagi takjil dan sekaligus menguatkan sikap toleran dalam diri siswa.
Sebab, siswa tak sekadar menyerahkan takjil, tetapi juga menyapa dan memberi senyum. Sikap menghargai terhadap orang yang diberi takjil terlihat dari sapa dan senyum siswa. Dan, inilah sikap toleran yang sejati, yaitu sangat menghargai sesama.
Memang tradisi membagi takjil hanya biasa dilakukan pada Ramadan. Itu pun tak setiap hari selama Ramadan, siswa berbagi takjil. Di sekolah tempat saya mengabdi, hanya mengambil dua hari untuk berbagi takjil selama Ramadan.
Sekalipun begitu, sangat bermakna bagi siswa. Karena, siswa dapat berbuat langsung terhadap masyarakat. Memberikan takjil kepada orang lain, menguatkan sikap toleran dalam diri mereka.
Penanaman toleransi, sebetulnya, sudah dikuatkan dari dalam. Di dalam kepengurusan OSIS, misalnya, selalu ada keterwakilan dari agama yang dianut oleh siswa. Jika ada siswa yang beragama Kristen, di dalam kepengurusan OSIS pasti ada siswa yang beragama Kristen.
Pun demikian, jika ada siswa yang beragama Budha, di dalam kepengurusan OSIS juga ada siswa yang beragama Budha.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY CHALLENGE
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!