Sungkowo
Sungkowo Guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Puasa Gadget Saat Kunjung Lebaran demi Akrabnya Trah

30 Maret 2025   13:54 Diperbarui: 30 Maret 2025   16:20 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Gadget Saat Kunjung Lebaran demi Akrabnya Trah
Ilustrasi: Membangun keakraban saat kunjung Lebaran. (Shutterstock/Odua Images via Kompas.com)

Tradisi berkunjung setelah Ramadan melekat dalam kehidupan masyarakat. Ini tradisi yang dilaksanakan oleh umat muslim setelah menjalankan ibadah Puasa.

Tradisi berkunjung ini dilaksanakan oleh masyarakat, baik yang tinggal di kota maupun di desa. Saling berkunjung antartetangga. Juga antarsaudara, baik saudara yang masih tinggal satu daerah maupun yang telah diaspora di luar daerah (asal).

Tradisi berkunjung setelah menjalankan ibadah Puasa, yaitu tepatnya pada Idul Fitri, sebagai pengikat yang bernilai luhur antarmereka. Nilai luhur ini yang hingga kini tak luntur. Karena, secara bersama terus dijaga dan dirawat.

Tak hanya dijaga dan dirawat oleh umat muslim. Tetapi, umat yang lain, yaitu Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu, pun turut menjaga dan merawatnya. Maka, saat berkunjung, dapat saja dijumpai umat yang lain.

Lebih-lebih mereka yang masih terikat oleh tali trah. Umat yang lain, yang terikat oleh tali trah, ini turut ambil bagian dengan gembira dalam tradisi berkunjung atau bersilaturahmi.

Trah adalah orang-orang yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dalam garis keturunan nenek-moyang. Jadi, mereka masih dalam pertalian keluarga.

Umumnya, mereka yang berasal dari umat yang lain mengunjungi keluarga yang merayakan Idul Fitri. Ini dalam maksud karena saudara yang berkeyakinan lain menyampaikan rasa hormat kepada keluarga yang merayakan Idul Fitri, juga turut merasakan kebahagiaan.

Bahkan, dalam tradisi berkunjung, ini kadang mengabaikan tentang silsilah trah, yaitu yang lebih tua atau muda, tak menjadi pertimbangan. Artinya, sekalipun silsilah dalam trah lebih tua, karena berkeyakinan lain, mereka tetap yang mengunjungi.

Kecuali kalau saudara yang berkeyakinan lain ini dalam kondisi sakit, sehingga tak memungkinkan mereka mengunjungi. Mereka yang justru dikunjungi oleh saudara, dalam hal ini, yang merayakan Idul Fitri.

Bahkan, seandainya pun yang sakit ini dalam relasi trah sebagai yang muda, atau juga dari sisi usia lebih muda, tetaplah sebagai yang dikunjungi. Karena, langkah ini sebagai bentuk penghiburan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun