Pandu Pratama Putra
Pandu Pratama Putra Penulis

Sekarang bekerja sebagai seorang Widyabasa Ahli Pertama. Memiliki kegemaran dalam bidang kepenulisan dan kesastraan. Sangat antusias terhadap teknologi dan game.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sebuah Pemaksaan Pembiasaan Kegiatan Ramadan Itu Bernama Buku Kegiatan Ramadhan

2 April 2023   04:00 Diperbarui: 2 April 2023   05:37 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah Pemaksaan Pembiasaan Kegiatan Ramadan Itu Bernama Buku Kegiatan Ramadhan
Sumber gambar: Foto oleh David McEachan: www.pexels.com

Lucu saja, puasa kala itu bukan karena Allah tapi karena takut ketahuan tidak puasa oleh teman-teman yang bisa dilihat lewat buku. Walaupun sebenarnya bisa saja saya centang meski tidak berpuasa. Tapi ucapan guru agama bahwa kita harus jujur saat mengisi rasanya seperti menghantui kami kala itu.

Kolom berikutnya adalah sholat lima waktu ditambah tarawih. Sama kasusnya seperti puasa. Rasanya malu untuk tidak melakukan sholat. Walaupun untuk bagian ini, saya akui, beberapa kali saya berbohong dan mencentang meski tidak melakukannya. Tapi biasanya saya tetap jujur dengan membiarkan beberapa kosong karena memang tidak sempat melakukan sholatnya. Terutama yang sering bolong kala itu adalah sholat subuh yang biasanya sering terlewat karena kebablasan tidur selesai makan sahur.

Kolom paling rumit adalah merangkum kultum. Untuk anak SD yang masih sering dicekokin ilmu sama guru di sekolah tentu tidak mudah untuk kami merangkum. Lebih mudah rasanya untuk menulis semua yang disebutkan oleh penceramah ketimbang merangkum. Masalahnya adalah itu tidak mungkin dilakukan karena kolom rangkuman ceramahan sangat minim. Alhasil banyak dari kami merangkum hal-hal tidak jelas yang kalau dibaca orang lain seperti sekadar sekumpulan ucapan yang tidak nyambung. Yang terpenting untuk kami kala itu adalah "ada isinya"

Tugas terakhir adalah tanda tangan. Ada kalanya penceramah atau petugas sholat dibuat pulang lebih malam karena harus menandatangani sekumpulan anak kecil yang jumlahnya banyak. Alhasil tanda tangan mereka pun seperti asal-asalan. Saya ingat sekali ada penceramah atau petugas sholat yang tanda tangannya seperti tulisan tiga. Hanya begitu saja untuk mempercepat proses tanda tangan. Ada kalanya saya kekeyangan dan memilih untuk sholat 8 rakaat dan pulang. Lantas tanda tangannya saya buat sendiri. Saya ikuti tanda tangan penceramahan sebelum-sebelumnya. Tentu saja tidak mirip. Tapi itu upaya yang tidak pernah ketahuan selama SD.

Setelah saya pikir lagi saat ini. Kegiatan itu seperti sekadar tugas sekolah yang memaksa namun berujung sangat baik. Mungkin kami kala itu jika hanya sebatas upaya persuasif untuk sholat lima waktu dan puasa "harus penuh" melalui ceramah-ceramah dari guru-guru kami, tentu efeknya tidak akan seperti sekarang. Pemaksaan itu membiasakan kami untuk bertanggung jawab dan membiasakan kami terbiasa dengan puasa meski kondisi seperti apapun. Buat saya pribadi momen itu mengajarkan pada saya waktu kecil untuk benar-benar belajar berpuasa dan memahami pentingnya ibadah-ibadah di bulan Ramadan.

*

Azan lantas berkumandang menandakan waktu sholat Isya telah masuk. Saya mengambil shaf yang kosong dan sekumpulan anak kecil itu mengambil tempat di samping saya. Kami lantas sholat bersama dengan pengalaman kecil yang hampir-hampir sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun