SRI PATMI
SRI PATMI Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Dampak Mengungkit Kebaikan yang Belum Pernah Diketahui

17 April 2022   21:42 Diperbarui: 25 April 2022   19:15 3112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak Mengungkit Kebaikan yang Belum Pernah Diketahui
Dampak Mengungkit Kebaikan yang Belum Pernah Diketahui (sumber: jabar.triibunnews.com)

Masalah manusia dan kebaikan adalah hal yang pelik. Godaan menjalani kebaikan ini sangat panjang. Jika hari ini lupa, suatu saat nanti ketika ada perseteruan dan hal yang kurang pas, semua kebaikan mencuat.

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian batalkan (pahala) sedekah kalian dengan mengungkit-ungkit pemberian dan menyakiti (yang diberi)." (QS. Al-Baqarah [2]: 264)

3. Mengingkari Kebaikan Tuhan Sang Maha Pencipta

Dalam QS Ar Rahman terdapat 31x ayat yang berarti "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan".


"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang". QS An-Nahl ayat 18.

Begitu banyak nikmat dan kebaikan yang telah diberikan oleh Tuhan Sang Maha Pencipta. Analoginya, corong kebaikan yang diberikan Sang Maha Pencipta lebih besar bahkan tanpa harus diminta. Mengapa saat sedikit memberi pada sesamanya merasa berat hati atau mengungkit Kembali?

4. Melupakan Fitrah Sejati Manusia

Fitrah manusia yang suci dan sempurna adalah menebarkan kebaikan dengan cara membantu, menolong, mengajarkan dan memberi manfaat. Hal ini melekat, menjadi keutuhan dan kebutuhan diri. Tanpa melakukan kebaikan manusia tetap hidup, tetapi untuk apa? Sebatas hidup sendirian saja?

5. Lebih Rendah Dari Binatang

Manusia adalah makhluk yang beretika. Kebaikan adalah etika yang tertanam dalam jiwa dan ranah akal serta budi. Manusia dilengkapi dengan akal dan budi pekerti yang baik. Berbeda dengan binatang yang hanya memiliki dorongan naluriah atau insting saja tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya untuk sesama. Binatang tidak memikirkan bagaimana perasaan binatang lainnya, tersinggung atau tidak? Yang mereka tahu hanyalah bagaimana caranya bertahan hidup. Paling hanya hewan tertentu saja yang merasakan bonding yang kuat kepada pemiliknya.

Menebar kebaikan, cinta dan kasih adalah kewajaran dan sebagaimana harus melakukannya sebagai layaknya manusia. Ramadhan berkah, lupakan kebaikan diri sendiri dan ingat kebaikan orang lain.

Bogor Barat, 17 April 2022

Salam,

Sri Patmi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun