Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Penulis

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Yang Unik Safari Ramadan Perangkat Desa Babulu Darat

20 Maret 2024   12:01 Diperbarui: 20 Maret 2024   12:17 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yang Unik Safari Ramadan Perangkat Desa Babulu Darat
Ilustrasi Safari Ramadan bersama Sekda PPU_Dokpri

Yang Unik Safari Ramadan Perangkat Desa Babulu Darat

"Disinilah keunikannya, bahwa tamu safari Ramadan membawa bekal takjil dan berbuka"

Penadebu@ Desa Babulu Darat, sebuah desa yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, bulan Ramadan selalu diwarnai dengan tradisi unik yang tak terlupakan. Salah satunya adalah munculnya pasar-pasar kaget di berbagai sudut desa. Begitu maghrib tiba, hampir setiap gang atau perempatan di desa ini dipenuhi dengan lapak-lapak kecil yang menjajakan berbagai macam takjil dan makanan untuk berbuka puasa. Warga desa dengan antusias berbelanja di pasar-pasar kaget ini untuk mencari hidangan yang akan menyemarakkan berbuka mereka.

Tradisi yang lebih menarik lagi adalah safari Ramadan yang dilakukan oleh perangkat Desa Babulu Darat. Setiap malam, rombongan perangkat desa ini berkeliling dari satu masjid ke masjid lainnya sesuai jadwal. Bukan untuk beribadah semata, tetapi untuk menjamu tuan rumah dengan bekal berbuka yang mereka bawa sendiri. Keunikannya bukan hanya pada jumlah rombongan yang cukup besar, bisa mencapai 20 orang per rombongan, tetapi juga pada konsepnya yang menghadirkan kebersamaan dan keakraban antara warga desa.

Rombongan safari Ramadan ini bukan hanya mengunjungi masjid-masjid utama di desa, tetapi juga masjid-masjid kecil di pelosok desa. Kegiatan yang sering kali terlupakan. Mereka datang dengan senyum ramah dan bekal berupa makanan untuk berbuka, siap untuk berbagi kebahagiaan dengan warga yang tinggal di sekitar masjid tersebut.

Setiap kali rombongan tiba di sebuah masjid, mereka disambut hangat oleh tuan rumah dan jamaah. Semua warga berkumpul untuk beribadah. Suasana keakraban pun terasa begitu kuat di antara mereka. Setelah berbincang sejenak, rombongan menyajikan bekal berbuka yang mereka bawa, dan semua orang bersama-sama menikmati hidangan tersebut sambil berbagi cerita dan tawa.

Tradisi safari Ramadan ini tidak hanya menjadi momen untuk berbagi makanan, tetapi juga untuk mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan antarwarga desa. Setiap malam, desa Babulu Darat dipenuhi dengan aroma harum masakan dan suara tawa yang riang. Suasana ini menandakan bahwa semangat Ramadan dan kebersamaan masih hidup di hati setiap warga desa.

Pertengahan awal Maret 2024 yang cerah di pertengahan bulan Ramadan, rombongan safari Ramadan dari Desa Babulu Darat memutuskan untuk mengunjungi masjid Manbaul Huda. Masjid tersebut di RT.023 Babulu Darat. Meskipun jarang dikunjungi oleh rombongan lainnya, rombongan perangkat desa ini memiliki tekad untuk menjamu tuan rumah di masjid tersebut.

 Di sinilah keunikannya, bahwa tamu safari Ramadan membawa bekal takjil dan berbuka. Tuan rumah menyediakan ala kadarnya. Dengan penuh semangat, rombongan bergerak maju menuju masjid tersebut.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, rombongan akhirnya tiba di masjid Manbaul Huda. Mereka disambut oleh lelaki separuh baya yg menjadi imam masjid dan beberapa jamaah. Mereka sedang bersiap-siap untuk berbuka puasa. Meskipun terkejut dengan kedatangan rombongan tersebut, namun mereka menerima tamu dengan senang hati.

Tanpa menunggu lama, rombongan segera menyiapkan bekal berbuka yang mereka bawa. Mereka membuka keranjang-keranjang berisi nasi kotak, kue-kue dan mulai menyajikan hidangan yang telah mereka persiapkan dengan penuh cinta dan kehangatan. Ada kolak, kurma, kue-kue tradisional, dan berbagai hidangan lezat lainnya yang disajikan dengan indah di atas alas karpet.

Saat azan maghrib berkumandang, semua orang berkumpul di dalam masjid untuk melakukan shalat berjamaah. Suasana tenang dan khidmat menghiasi ruang masjid yang sederhana itu. Setelah shalat selesai, rombongan dan jamaah masjid pun duduk bersama untuk berbuka puasa.

Makanan disantap dengan penuh syukur dan kebersamaan. Mereka berbagi cerita, tawa, dan doa di antara suap-suar yang hangat. Meskipun hidangan yang disajikan sederhana, namun kehadiran mereka dan atmosfer kebersamaan yang tercipta membuat setiap hidangan terasa istimewa.

Setelah berbuka puasa bersama, rombongan berpamitan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Namun, sebelum berangkat, mereka meninggalkan beberapa makanan sebagai tanda terima kasih kepada tuan rumah. Dengan hati yang penuh kebahagiaan dan kehangatan, rombongan meninggalkan masjid kecil itu sambil berjanji untuk kembali pada kesempatan berikutnya.

Malam itu, di balik gemuruh kegiatan Ramadan, suara tawa dan doa dari rombongan safari Ramadan masih terdengar mengalun. Itu semua menjadi bukti bahwa semangat kebersamaan dan persaudaraan selalu hadir di Desa Babulu Darat. Walaupun sebenarnya suasana tersebut tidak hanya di bulan Ramadan, tetapi sepanjang tahun.

#EveryStoryMatters
#diariramadan
#ramadanbercerita2024
#ramadanbercerita2024hari9

https://youtu.be/N2oiORsGr80

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun