Adriansyah Abu Katili
Adriansyah Abu Katili Dosen

Saya dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Memiliki hobi membaca dan menulis. Saya membaca buku fiksi maupun non fiksi dan puisi. Saya juga suka menulis, baik tulisan ilmiah, ilmiah populer, fiksi, dan puisi.,

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Nuzulul Quran dan Budaya Literasi

29 Maret 2024   04:08 Diperbarui: 29 Maret 2024   04:39 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nuzulul Quran dan Budaya Literasi
Sumber Gambar: H. Purwanto Zain dalam www.kaligrafiku.com

Apakah literasi itu? Literasi adalah kemampuan membaca. Membaca dengan kesadaran. Dalam ayat ini membaca dengan kesadaran belajar yang dilandasi iman kepada Allah. Dia adalah Upaya penumbuhan kesadaran refektif sebagai makhluk yang bertuhan.

Bagaimana kesadaran reflektif  sebagai makhluk bertuhan? Kesadaran reflektif sebagai makhluk bertuhan adalah kesadaran akan makna keberadaan diri. Bahwa keberadaan diri di dunia mengemban amanah sebagai khalifah Allah sebagaimana dikatakan dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 30. Khalifah Allah artinya adalah pengemban amanah Allah untuk memimpin dunia. Seorang pemimpin harus berilmu yang dilandasi oleh keimanan agar mampu menjalankan missi kehaifahan.

Inilah makna literasi versi surat Al Alaq ayat satu sampai dengan lima. Literasi yang berhasil mengubah masyarakat sederhana di Jazirah Arab, Mekkah dan Madinah 14 abad yang silam. Hasilnya adalah masyarakat Muslim yang berkeimanan dan berkemajuan. Surat ini berhasil mentransformasi masyarakat dari masyarakat jahiliah atau bodoh menjadi masyarakat yang memiliki kecerdasan yang tinggi.

Sejarah mencatat bahwa berangkat dari ayat ini, Kaum Muslimin berhasil menjadi pusat peradaban dunia yang sangat spektakuler. Kaum Muslimin mencatat kemajuan peradaban dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah kita mencatat nama-nama besar seperti Al Kawarizmi yang merintis ilmu Aljabar yang menurut info algoritmanya menjadi dasar beroperasinya media sosial seperti Facebook. Kemudian kita mencatat nama-nama lain seperti Ibnu Sina sanag peletak dasar ilmu kedokteran, Ibnu Rushd sang Filsuf, dan berbagai nama-nama besar lainnya.

Kemajuan-kemajuan yang disebutkan tadi berawal dari pengamalan perintah awal, yakni perintah membaca. Membaca dengan kesadaran penuh sebagai makhluk bertuhan. Membaca ayat-ayat Tuhan yang ada dalam diri, alam, masyarakat. Perintah membangun budaya literasi. Literasi yang mana berhasi mengubah dunia. Jauh sebelum Paulo Freire dalam bukunya yang berjudul "Politik Pendidikan Kebudayaan Kekuasaan dan Pembebasan" menyatakan bahwa literasi mengubah manusia dan manusia yang mengubah dunia, Kaum Muslimin telah menyatakan dengan aksi nyata berbasis Surat Al-Alaq ayat satu sampai lima. Baca, baca, baca dengan nama Tuhanmu yang mencipta. Manakala kau berhenti membaca maka kau akan berhenti belajar dan  kembali menjadi jahiliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun