bahrul ulum
bahrul ulum Freelancer

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Malaikat Hafadzah, Menceritakan Amaliyah Kita Asal Tidak Hasud, Riya, dan Takabur

19 Mei 2020   16:58 Diperbarui: 19 Mei 2020   16:53 15052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesampainya di langit II, maka, malaikat yang bertugas di langit II berkata kepada Malaikat Hafadzah: "Amal ini sampai disini saja !.

Jangan kau teruskan ke atas. Pukulkanlah amal ini pada pemiliknya ! Dia beramal dengan tidak ikhlas, memamerkan diri, pembohong, dan menginginkan kenikmatan duniawi ! Akulah Malaikat yang diberi tugas mengawasi kebohongan.

Allah memerintahkan agar melarang amal seperti ini tidak dibawa naik ke atas. Amal seperti ini tidak diperkenankan melewati tempatku ini, sebab, si empunya amal, dikala berkumpul dengan sesama manusia, ia merasa tinggi hatinya".

setelah sampai di langit III, ia dihentikan. "Pukulkanlah amal ini pada pemiliknya. Ia takabur sewaktu berkumpul dengan sesama manusia. Aku ditugaskan untuk mengontrol masalah takabur. Allah memerintahkan kepadaku, kalau amal orang yang takabbur tidak boleh dinaikkan ke atas !" kata Malaikat penjaga langit ke III kepada Malaikat Hafadzah.

Amalan membaca tasbih, sholat, puasa, haji, dan umroh, dibawa oleh Malaikat Hafadzah dengan cahaya terang, dan suara bergemuruh. Langit I, II dan III bisa dilewati dengan sukses. Tapi, begitu memasuki langit IV, ia dihentikan oleh Malaikat penjaga langit ke IV, ia dihentikan oleh malaikat penjaga.

"Amal ini tidak bisa dilanjutkan ke atas, kembalikanlah dan pukulkanlah kepada pemiliknya. Ia beramal dengan 'ujub. Aku ditugaskan untuk menyensor amal yang dilakukan dengan 'ujub. Allah melarang meluluskan amal orang yang 'ujub, juga untuk sampai ke atas !"

Malaikat Hafadzah pun membawa amal kebajikan manusia yang sangat baik. Ibaratnya, pengantin baru yang sedang dikirab. Amal ini dapat dibawa ke atas -- sampai ke langit IV -- dengan sukses. Namun, sesampainya di langit V, ia dihentikan oleh Malaikat penjaganya.

Bahkan, Malaikat Hafadzah disuruh memukulkan amal itu kepada pemiliknya. Juga, dipikulkan ke bahunya. Ternyata, pemilik amal tersebut berbuat hasud terhadap orang yang menandingi amal kebajikan yang diperbuatnya. Baik amal tersebut berupa menuntut ilmu, ibadah, dan lain sebagainya. Bahkan ia tidak rela terhadap ibadahnya orang lain. Ia selalu hasud dan menyakitkan hati. "Aku ini yang diperintahkan oleh Allah agar mengoreksi orang yang hasud.

Allah telah memerintahkan kepadaku untuk melarang amal orang yang hasud di bawa naik keatas, melewati tempatku ini. Pukulkanlah amal itu kepada pemiliknya".
Ada lagi Malaikat Hafadzah naik membawa amal manusia yang berupa amal sholat, puasa, zakat, haji, 'umroh, dan jihad di jalan Allah. Amal itu bercahaya bagaikan matahari. Ketika mau memasuki langit VI, ia tertahan.

Tidak boleh di bawa naik. Bahkan -- oleh Malaikat penjaganya -- disuruh memukulkan kepada pemiliknya. Pemilik amal ini, ternyata, tidak punya rasa belas kasihan terhadap sesama. Bahkan, ketika ada orang terkena musibah, ia malah gembira.

"Aku yang mengawasi tentang kasih sayang. Oleh Allah, aku diperintahkan mengawasi amal orang yang tidak memiliki kasih sayang terhadap sesama. Ia tidak boleh melewati tempatku ini," ucap Malaikat penjaga langit VI pada Malaikat Hafadzah.
Malaikat Hafadzah naik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun