Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com
Terbiasa Hidup dengan Wadah Plastik dan Mengurangi Penggunaannya dari Anak Kita
Kesadaran tentang mengurangi penggunaan plastik sekali pakai tidak mungkin dilakukan dalam satu hari saja. Bahkan di bulan baik sesuci bulan Ramadan, kita tidak bisa melakukannya. Apalagi belanja dan jajan malah makin banyak di bulan puasa.
Ada proses panjang yang harus dilakukan agar seseorang tahu sampah plastik sekali pakai itu merugikan lingkungan, bikin kotor, dan ternyata bisa membunuh binatang-binatang di alam liar. Banyak binatang terbunuh memakan plastik, karena mengira benda bahaya tersebut merupakan makanan mereka.
Disadari atau tidak sampah plastik sekali pakai adalah bagian dari kehidupan kita. Belanja ke pasar tradisional ditawari kresek hitam, jajan di minimarket dikasih plastik berlogo, dan apesnya mau minum pun menggunakan botol plastik yang hanya dapat digunakan sekali saja.
Membicarakan sampah plastik sekali pakai, bukan persoalan kantong kresek dan botol sekali pakai saja. Ada banyak jenis sampah plastik di sekitar kita, seperti sedotan, sendok,dan bungkus makanan. Semuanya benda berbahan plastik tersebut sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Bisakah Anda hidup sehari tanpa plastik? Silahkan jawab sendiri. Enggak usah pakai suara, cukup di dalam hati saja.
Sulit Rasanya Lepas dari Penggunaan Plastik Sekali Pakai Namun Bukan Tak Mungkin Mengurangi Penggunaannya
Kalau Anda merasa hidup Anda tak bisa lepas tanpa plastik. Saya juga merasakan seperti itu. Namun bukan berarti tidak bisa mengurangi penggunaannya dari kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari diri sendiri dan ajarkan kepada anak-anak di rumah. Tetapi melakukannya dalam proses yang panjang ya. Bukan sehari atau dua hari saja.
Ceritanya begini, saya punya seorang anak laki-laki ganteng yang dilahirkan dari ibu yang cantik. Kepada anak semata wayang, Ayah dan ibunya mengajari kepedulian tentang sampah plastik.
Ada beberapa hal yang dibiasakan pada diri si kecil untuk peduli tentang sampah plastik sekali pakai.
- Harus membuang plastik yang ditemukan di tong atau keranjang sampah.
- Bawa botol minuman dari rumah setiap ke luar rumah, terutama setiap pergi ke sekolah.
- Bawa tas belanjaan sendiri setiap belanja.
Si kecil tentu saja tidak serta-merta bisa melakukannya sendiri. Maka, sejak dari masih di gendongan kebiasaan tentang meminimalkan penggunaan sampah plastik dimulai. Seiring waktu dan semakin bertambahnya usia si kecil, dia akan melihat apa yang orang tuanya lakukan dan mencontoh perbuatan kita untuk mengurangi sampah plastik.
Berikan si kecil contoh bahwa ada wadah yang lebih baik dibandingkan botol dan kresek plastik sekali pakai. Maka, setiap keluar rumah, sebagai orang tua jangan sampai kelupaan membawa tas dan botol tempat air minum.
Penggunaan wadah belanja atau goodie bag terbukti ampuh sekali mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai. Bahkan, lama kelamaan menjadi kebiasaan. Pergi keluar rumah tanpa goodie bag serasa ada yang kurang. Begitu pula botol air minum yang dibawa kapan saja setiap kali berpergian.
Anak pasti melihat kebiasaan orang tua dan meniru untuk tidak menggunakan wadah berbahan plastik sekali pakai. Hasil dari memberi contoh mengurangi penggunaan sampah plastik sangat terlihat sampai saat ini.
Anak saya yang menginjak usia 7 tahun selalu membawa botol air minum dari rumah, terutama ke sekolah. Kalau belanja, ada goodie bag yang dibawa menjadi tempat belanjaan. Akhirnya, wadah plastik sekali pakai berkurang untuk digunakan dan semakin sedikit pula penumpukan sampah di rumah. Yakinlah anak-anak bisa melakukannya. Namun ya tetap orang tua yang memberikan contohnya. Tindakan orang tua adalah conton terbaik untuk ditiru oleh anak-anak.