Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Guru

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Meminta Maaf Terlebih Dahulu atau Menunggu? Memaknai Idul Fitri 1442 H

13 Mei 2021   11:31 Diperbarui: 13 Mei 2021   11:43 1618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meminta Maaf Terlebih Dahulu atau Menunggu? Memaknai Idul Fitri 1442 H
Meminta Maaf dan Memberi Maaf, Jika Masih Terdapat Gengsi, Ego, dan Kesombongan Maka akan Sulit Terjadi - Sumber : health.kompas.com

-Bimbo : Idul Fitri-

Baru saja kemarin rasanya mendengar lagunya Opick yang berjudul "Ramadhan Tiba". Eh tak terasa sudah sampai lebaran saja. Buktinya lagu yang berjudul "Idul Fitri" milik grup legendaris Bimbo, terdengar dimana-mana. Sedih rasanya ditinggal Ramadhan, Bulan Suci nan penuh berkah. Kini saatnya menyambut kemenangan dalam momentum Idul Fitri bagi yang benar-benar mampu melewati ibadah di Bulan Ramadhan dengan penuh kesungguhan berlandaskan keimanan. Semoga dapat dipertemukan dengan Ramadhan kembali menjadi doa setiap umat Islam dimanapun berada. 

Memaknai Kemenangan pada Momentum Idul Fitri 

Momen manusia yang diibaratkan kembali kepada keadaan suci setelah menjalankan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya selama Bulan Ramadhan. Bahkan ada juga yang mengibaratkan seperti sebuah metamorfosis dimana ulat bertransfromasi menjadi kupu-kupu yang sangatlah indah. Berpuasa sebulan penuh lamanya bak sebuah penempaan diri dalam kawah candradimuka. 

Menahan lapar dan dahaga dalam segala kondisi bukanlah perkara mudah. Ditambah lagi dengan godaan hawa nafsu serta menahan amarah butuh kesabaran ekstra tinggi. Esensinya adalah berpuasa dapat dijadikan sebuah momentum meningkatkan kualitas diri belandaskan keimanan untuk meningkatkan kadar ketawkaan. Jika hal tersebut dapat dilakukan dengan baik sehingga mewujudkan sebuah perubahan dalam kualitas diri utamanya dalam hal ketakwaan serta dapat menjalakan hal tersebut secara konsisten atau dapat disebut dengan istiqomah, maka tak salah jika kemenangan itu dirayakan dengan wujud syukur serta kerendahan hati. 

Tradisi Bermaaf-maafan 

Perayaan Idul Fitri semakin lengkap dengan tradisi bermaaf-maafan. Wujud syukur penuh kerendahan hati dalam merayakan kemenangan dengan tradisi bermaaf-maafan sungguh menguji apakah benar-benar sudah mengalami peningkatan kadar ketakwaan atau hanya diselimuti kesombongan dan ego yang tinggi serta lapar dan dahaga selama berpuasa? 

Selama hidup kita pun senantiasa tak lepas dari orang lain, berinteraksi, dan berkegiatan bersama. Sungguh dinamis hubungan interaksi tersebut dengan bermacam-macam karakter. Kemungkinan terjadi friksi jelas sangat besar sekali. Tutur kata dan tindak tanduk yang mungkin kurang berkenan di hati sangat besar kemungkinan untuk dapat terjadi. 

Jika memang ada sebuah peningkatan kadar ketakwaan maka sudah barang tentu terwujud dalam perilaku. Bagaimana perubahan perilaku pasca puasa ramadhan, apakah semakin baik atau justru sebaliknya tertutup keangkuhan diri akibat merasa yakin semua dosa sudah terampuni. Rasanya, sungguh aneh jika muncul perasaan seperti itu. Mengapa? Karena semua penilaian kembali kepada Allah SWT tentang apa yang sudah dilakukan. 

Ketika kadar ketakwaan meningkat pastinya akan berimbas pada perilaku. Perilaku yang lebih sabar, rendah hati, dan jauh dari rasa takabur. Dengan begitu akan menyadari bahwa manusia adalah tempatnya khilaf dan salah. Memunculkan rasa sadar bahwasannya hidup tak akan luput dari kesalahan kepada sesama sehingga tak ada lagi gengsi nan angkuh untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada siapapun yang sekiranya pernah bersinggungan.

Memohon Maaf Terlebih Dahulu atau Menunggu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun