Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Guru

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Meminta Maaf Terlebih Dahulu atau Menunggu? Memaknai Idul Fitri 1442 H

13 Mei 2021   11:31 Diperbarui: 13 Mei 2021   11:43 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meminta Maaf Terlebih Dahulu atau Menunggu? Memaknai Idul Fitri 1442 H
Meminta Maaf dan Memberi Maaf, Jika Masih Terdapat Gengsi, Ego, dan Kesombongan Maka akan Sulit Terjadi - Sumber : health.kompas.com

"Barang siapa memaafkan saat ia mampu membalas maka Allah akan memberikan maaf pada hari kesulitan" - H.R. Ath Thabrani

Memohon maaf dan memaafkan bukan perkara mudah jika hati kecil masih tersimpan dendam dan tertutup ego yang tinggi. Selain itu gengsi pun menjadi salah satu hal yang mengotori hati sehingga membuat saling memaafkan menjadi mustahil terjadi. Hal ini menjadi sorotan ketika tradisi bermaaf-maafan pada Idul Fitri tiba. Wujud perubahan perilaku setelah menempa diri melalui ibadah puasa seharusnya tercermin pada tradisi bermaaf-maafan. Jika terdapat peningkatan kadar ketakwaan maka rasa gengsi, jeratan dendam, dan ego yang tinggi akan sirna sehinga sudah tak ambil pusing soal maaf dan memaafkan. Tak peduli tua atau muda jika salah ya harus mengakui salah, meminta maaf, dan saling memaafkan? Bukankah begitu wujud saling menghormati dan menghargai?

Lebih hebatnya lagi jika meski tidak salah namun demi menjaga silaturahim agar terus terjalin dengan baik, lalu meminta maaf terlebih dahulu merupakan hal yang luar biasa. Hal ini merupakan wujud jiwa besar yang dimiliki seseorang. Sudah tidak ada lagi dendam, ego, dan gengsi yang mengotori hati. 

"Meminta maaf terlebih dahulu tak akan membuat harga diri terjun payung"

Meminta maaf terlebih dahulu baik ketika salah ataupun ketika tidak merasa salah demi menjaga keberlangsungan silaturahim yang baik tak akan menjatuhkan harga diri. Sebaliknya hal ini merupakan wujud kedewasaan yang nyata dan juga wujud meningkatnya kadar ketakwaan seseorang dimana sebuah hati yang dimiliki penuh dengan rasa ikhlas yang tak terbatas. Yakinlah hal ini akan membuat hati semakin damai dan tenang.

"Jika cinta lebih indah daripada dendam, benci, dan angkuh, mengapa tak sebaiknya kita memilih cinta dengan saling memberi maaf?"

Yuk, saling memberi maaf satu sama lain sebagai wujud syukur atas kemenangan di hari nan fitri ini. Momentum idul fitri dapat dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan hubungan silaturahim. Tak perlu lagi berpikir siapa yang salah dan siapa yang benar. Meminta maaf terlebih dahulu tidak membuat hina, sebaliknya hal ini wujud kedewasaan dan wujud perilaku seseorang yang memiliki kadar ketakwaan tinggi. Memberi maaf akan membuat hubungan silaturahim semakin mulia dan berkah. Selamat Idul Fitri 144H. Mohon maaf lahir dan batin. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun