Paijo Oh Paijo
Paijo Lupa Sahur
"Ah, ntar-ntar aja ah tidurnya. Ada alarm ini juga, pasti bakal aman bangun sahuuur. Yuk coy lanjut mabar lagi cuy!" Ujar Paijo saat mabar bersama teman-temannya di warung Lik Yanto.
"Ealah jooo...joooo guayamuu, kayak mau puasa aja kamu! Palingan ntar siang juga diem-diem minum es teh kamu, Hahaha!" Celetuk Pardi ke Paijo.
"Ngejek aku kamu Di Pardi!" Tandas Paijo tak terima.
------***------
"Sahuuur....sahuuuur...sahuuur....dung plak dung dung des syalalalaa." Suara pemuda desa dengan alat musik lengkap yang berkeliling kampung membangunkan warga untuk segera bangun sahuuur.
"Ngroooook...ngroooook....ngrooook!" Paijo tetap tak bergeming, terus mendengkur melanjutkan mimpi. Sesekali sembari mengusap ilernya.
"Imsaaaaaak!" Dari TOA masjid suara keras dan khas Lik Surip terdengar jelas. Namun Paijo tetap saja terus mengusap ilernya.
-----***-----
"Duh, jam berapa nih kok ga kedengeran orang pada bangunin sahur sih!" Ujar Paijo Kesal.
"Alhamdulillah ga telat sahur, hari masih gelap. Aku sahurnya minum aja deh! Glek...glek...glek." Paijo membuka mata namun ia tak sadar kalau lampu kamarnya belum dinyalakan. Ia kira masih aman waktu sahurnya, dengan percaya diri ia habiskan segelas air yang ada di samping tempat tidurnya. Paijo beranjak dari tempat tidurnya, ia keluar kamar dan menuju ke kamar mandi karena kebelet buang air kecil. Namun, tiba-tiba ia terkejut. "Hla kok udah jam 7 pagi? Hla aku tadi minum jam 7 dong! Ya Allah, astaugfirullahaladzim."
"Tapi yaudah deh kata pak ustadz kan, innamal'amalu binniyat, segala perbuatan bergantung pada niatnya. Aku niat puasa! Bismillah." Ucap Paijo mencari pembenaran.
"PAIJOOO OH PAIJOOO"
Paijo Sholat Jum'at
"Pakeeeeeet, Mas Paijooo ini paketnya udah sampe, tak taruh meja depan yooo!" Mas Kur Oranye berteriak sembari meletakkan paket Paijo di depan rumahnya.
"Weh ! Cepet banget udah sampe mas paketku, suwun yo mas! Mak gedubrak gedubraaaak!" Paijo lompat dari kasurnya langsung bergegas mengambil paket yang ada di depan rumah.
"Wah kalau begini kan jadi rajin sholat, baju koko baru, peci baru, sandal baru." Paijo kegirangan, semangat ibadahnya membuncah kala membuka box paket dari Mas Kur Oranye.
-----***-----
"Brushhhh....brushhh...brushhh." Paijo menyemprotkan parfum ke beberapa titik bagian tubuh sumber bau badan.
"Bismillah siaaaapp, berangkat Jum'atan!" Paijo berangkat Sholat Jum'at dengan penuh percaya diri. Baju koko baru, peci baru, wewangian, dan sedikit berbeda cara jalannya, karena perlu adaptasi langkah demi langkah karena sandal baru yang ia pakai.
"Wuih, jalanmu kok beda Jo! Ealah sandal baru to, hahahaha!" Teriak Pardi dari kejauhan sambil ketawa-ketiwi melihat tingkah Paijo.
-----***----
Seperti biasa, sesampainya di masjid, Paijo langsung mencari ruang kosong di saf paling depan. Ia selalu berusaha mendapatkan saf terdepan. Terlebih saat ramadhan, ia selalu hadir lebih awal dan pulang paling akhir untuk itikaf terlebih dahulu. Namun sialnya ia lupa untuk menitipkan sandal barunya.
"Loh...loh...loh, sandalku mana ini?" Ujar Paijo dalam hati. Ia kebingungan tak melihat keberadaan sandal baru kesayangannya.
"Yaaaah, ilang!" Gerutu Paijo sambil terduduk dan menggaruk-garuk kepala.
"Udah Jooo, ikhlasin aja sandal barumu, Insha Allah akan ada ganti yang lebih baik buatmu." Pardi hadir sambil menepuk-nepuk bahu Paijo dan menguatkan Paijo yang mulai terisak sedih kehilangan sandal barunya.
"Duh kasihan sekali Paijo!"