Bersepeda, Berburu Endorfin Berkeliling Kota Ungaran
"Letakkan ponselmu, lupakan sejenak beban kerja yang begitu berat dan bikin kepala puyeng! Yuk, temukan hormon bahagia dengan bersepeda keliling Kota Ungaran!"
Rutinitas yang monoton, target kinerja yang bikin pusing kepala, belum lagi kalau harus menerima omelan dari atasan. Rasanya sungguh ngeri-ngeri sedap bukan? Sebentar-sebentar harus cek ponsel, cek pesan masuk, dan cek email masuk untuk urusan kerjaan yang tak kunjung usai. Rasanya ingin rehat sejenak untuk melepas stres yang melanda. Menghirup udara segar, bercengkrama dengan teman-teman, ketawa-ketiwi bersama, sambil menikmati keindahan alam yang tersaji. Rasanya hal demikian menjadi solusi untuk lepas dari belenggu rutinitas yang menjenuhkan. Lalu bagaimana cara meredam stres yang melanda? Saya memutuskan berburu endorfin dengan bersepeda menikmati indahnya sebuah kota di mana saya berdomisili. Ungaran! Sebuah kota kecil yang berada di selatan Kota Semarang.
Bersepeda Berburu Endorfin
"Tubuh memiliki hormon kebahagiaan yang disebut dengan endorfin. Saat berolahraga tubuh kita akan memproduksi hormon endorfin, bagi saya salah satu pilihan olahraga yang tepat adalah bersepeda."
Perlu rasanya menyeimbangkan bagaimana pola hidup yang dijalani. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup itu penting, namun tak kalah penting pula menjaga kesehatan fisik dan mental. Keseimbangan antara hal tersebut begitu penting dan patut menjadi sebuah prioritas yang diutamakan. Menjaga kesehatan dan kebahagiaan adalah wujud nyata dari rasa syukur. Sebab itulah, bagi saya ketika rutinitas yang menjenuhkan, melelahkan, dan membuat puyeng kepala sudah begitu mengganggu itu tandanya saya harus rehat sejenak dan meletakkan semua sumber stres itu, lalu bersegera untuk berolahraga. Bersepeda menjadi pilihan utama. Mengapa? Karena dengan bersepeda saya dapat menikmati indahnya pemandangan yang tersaji, kala berjumpa dengan teman-teman saya bisa bertegur sapa, dan hal-hal sederhana inilah yang membuat saya merasa bahagia. Stres hilang seketika!
Bersepeda Berkeliling Kota Ungaran
"Beruntungnya saya lahir dan besar di Ungaran. Kota yang sejuk dengan pemandangan yang begitu indah."
Bersegera bersepeda dengan sepeda lipat kesayangan. Tak perlu pikir panjang, cukup berkeliling Kota Ungaran. Rasanya begitu dimanjakan dengan pemandangan yang begitu indah. Hijaunya hamparan sawah terbentang dengan latar belakang Gunung Ungaran berhasil membawa saya bernostalgia kembali ke masa kecil. Pemandangan indah itu seperti apa yang sering saya gambar saat masih TK dulu. Ungaran, sebuah kota kecil yang berada di dataran tinggi. Artinya, kota ini sangatlah sejuk. Sangat mudah sekali menemukan hamparan sawah terbentang dengan variasi sengkedannya.
Berkeliling Kota Ungaran dengan sepeda lipat kesayangan. Rute yang biasa saya lalui adalah mulai dari kelurahan Genuk, Susukan, hingga Kalongan. Penuh tanjakan dan turunan, namun meski agak berat rute yang dilalui semuanya terbayar dengan indahnya pemandangan. Sawah yang hijau, gunung yang indah dengan awan yang cerah, bahkan sesekali bertegur sapa dengan penggembaka bebek atau kerbau yang lewat, "Monggo, Pak!" Asyik bukan? Suasana pedesaan begitu kentara. Sebab itulah saya bersyukur lahir dan besar di kota satu ini. Meski harus berhadapan dengan beban pekerjaan yang membuat puyeng kepala, namun obat alami sudah tersedia. Cukup dengan bersepeda berkeliling kota yang terkenal dengan kuliner tahu baksonya ini.
Meski tujuannya untuk meredakan stres akibat rutinitas yang menjenuhkan dengan bersepeda keliling Kota Ungaran berburi hormon kebahagiaan, namun ternyata terlihat pula potensi wisata yang begitu besar dari kota ini. Jika bicara soal kuliner, jelas ada tahu bakso sebagai daya tariknya. Kemudian mencoba mengkolaborasikan antara wisata alam yang ditawarkan dengan sport tourism, dalam hal ini bersepeda keliling Ungaran, ternyata masuk juga. Begitu bersyukur dan bangganya saya menjadi orang Indonesia, pesona Indonesia yang begitu nyata di sekitar saya. Semoga rasa bangga ini menular, bangga berwisata di Indonesia. Beruntungnya saya. (prp)