3 Langkah Sederhana Mengurangi Pemakaian Plastik di Bulan Ramadan
Tak mengapa. Saya sendiri pernah mengalami hal itu beberapa waktu lalu di awal puasa. Ketika membeli sayuran matang, saya membawa rantang makanan dari rumah. Di pasar takjil yang ramai, aksi saya membeli dengan membawa wadah sendiri diikuti pandangan aneh dari orang-orang sekitar. Saya sih cuek saja. Mengapa harus malu?
Saya sendiri menganggap tindakan ini adalah sedekah ilmu, sedekah memberi contoh perilaku yang baik. Yang saya yakini sesuai ajaran Islam, mencontohkan perilaku baik termasuk dalam amar ma'ruf, mengajak kepada kebaikan.
Ketiga, apabila kita lupa atau tidak siap membawa wadah makanan sendiri saat membeli takjil atau sayuran untuk berbuka puasa, belilah makanan atau lauk yang tidak dibungkus plastik. Ada botok, pepes ikan atau jenis makanan lain yang berbungkus daun pisang bisa kita beli untuk lauk buka puasa.
Dari disiplin diri ini, lama-lama akan terbentuk sebuah kebiasaan. Saya akhirnya terbiasa membawa kantung belanja, atau kantung plastik besar di tas atau jaket. Sewaktu-waktu belanja di pasar atau minimarket, tas belanja itu saya gunakan untuk membawa barang belanjaan. Kalau membeli barang-barang berukuran kecil, saku jaket saya manfaatkan sebagai kantong belanja. Namanya juga barang-barang kecil, tidak berat di kantong dan tidak mengotori jaket. Dengan cara seperti ini, setidaknya saya memberi sumbangsih mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, meskipun hanya 1 lembar plastik saja.
Dari kebiasaan ini, jika dilakukan oleh banyak orang akhirnya akan melahirkan budaya baru di masyarakat. Budaya bebas plastik yang ujungnya berbuah budaya bersih. Mungkin jumlahnya tidak seberapa, karena kita harus sadar bahwa sampah plastik tidak hanya dihasilkan dari kantong plastik sekali pakai saja. Tapi paling tidak, kita sudah memberi kontribusi yang baik bagi negara kita dan bagi bumi yang kita tinggali saat ini.