Himam Miladi
Himam Miladi Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bertambahnya Nilai Kebaikan Dalam Setiap Harapan di Bulan Ramadan

27 April 2020   05:42 Diperbarui: 27 April 2020   05:41 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bertambahnya Nilai Kebaikan Dalam Setiap Harapan di Bulan Ramadan
Ramadan di tengah pandemi mengajarkan kita untuk menambah nilai kebaikan di setiap harapan dan tindakan (foto ilustrasi diambil dari faktualnews.co)

Ramadan 2020 sangat istimewa. Di bulan suci umat Islam ini, ada milyaran doa dan harapan yang sama. Milyaran harapan dari manusia tanpa mempedulikan etnis, agama, ras, warna kulit, pandangan politik, atau apapun yang membuat umat manusia berbeda satu sama lain. Satu harapan agar pandemi Covid-19 segera berlalu.

Istimewa bukan?

Harapan di Bulan Ramadan yang Istimewa

Itu pula yang menjadi harapan pribadiku. Itu pula yang menjadi satu diantara sekian banyak lesatan doa yang kupanjatkan setiap saat: Semoga para ilmuwan bisa segera menemukan obat dan vaksin virus corona, semoga Allah segera mengangkat virus ini agar kehidupan bisa berjalan normal kembali.

Tentu bukan cuma itu saja harapanku di bulan Ramadan tahun ini. Sama seperti umat Islam lainnya, dalam konteks ibadah aku berharap ibadah puasaku berjalan lancar dan khusyu' sehingga nanti bisa mencapai tujuan dari ibadah puasa itu sendiri, yakni La'allakum Tattaquun, menjadi orang yang bertakwa.

Namun, ibadah puasa yang lancar dan khusyu saja belum tentu bisa mengantarkan kita menjadi orang yang bertakwa. Sekalipun ibadah puasa kita terlaksana satu bulan penuh tanpa pernah absen, ditambah dengan berbagai ibadah sunnah yang dianjurkan di bulan Ramadan.

Dalam ibadah puasa, ada dimensi pribadi dan dimensi sosial. Dalam dimensi pribadi, beribadah puasa menjadi tanda kita patuh dan taat atas perintah Allah SWT, sebagaimana firmanNya dalam surah Al Baqarah ayat 183.

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Namun, hakekat puasa lebih dari sekedar hubungan vertikal kita dengan Sang Pencipta. Hakekat puasa justru terletak bagaimana kita bisa memperbaiki kualitas hubungan horizontal kita dengan sesama.

Puasa di Tengah Pandemi Menambah Nilai Kebaikan Di Setiap Amal Perbuatan

Puasa mengajarkan kita untuk bisa merasakan empati pada mereka yang kekurangan. Mereka yang tidak bisa merasakan nikmatnya makan dan minum sehari-hari.

Dan, puasa di tengah pandemi seperti sekarang kuanggap puasa yang istimewa karena bisa mengajarkan diriku dan kita semua untuk menambah nilai kebaikan di setiap harapan yang kita sematkan dan amalan yang kita lakukan.

Kita tahu bahwa Ramadan terasa berbeda tahun ini. Pandemi  Covid-19 memaksa kita mengubah ritual dan suasana bulan puasa. Tak ada teman-teman dan keluarga yang datang untuk berbuka puasa bersama. Tak ada tetangga sekitar yang berkumpul untuk sholat bersama di masjid-masjid.

Di luar aspek kesehatan dan keselamatan jiwa, pandemi Covid-19 juga mengakibatkan badai resesi yang luar biasa dahsyatnya. Tak hanya di negeri ini, tapi di setiap negara yang terdampak pandemi. Jutaan orang hari ini, detik ini, malam ini sedang kosong pandangannya. Bingung, tidak tahu lagi harus bagaimana.

Ada seorang ibu menggendong anaknya yang kelaparan dan kedinginan. Ada pula  suami yang berdebar menatap angka pulsa di meteran listrik pra bayar. Lebih banyak lagi suami yang merasa harga dirinya runtuh, perasaannya hancur, karena tidak ada lagi sumber penghasilan untuk menghidupi keluarga di rumah.

Ramadan Itu Tentang Kedekatan Spiritual

Tetapi puasa Ramadan bukan sekedar kedekatan fisik. Yang membuat Ramadan begitu bermakna bagi setiap umat Islam yang menjalankan ibadah puasa adalah kedekatan spiritual yang terkandung di dalamnya. Semangat spiritual inilah yang bisa menggerakkan kita untuk beradaptasi terhadap pandemi, tanpa meninggalkan sedikitpun nilai kebaikan di dalamnya.

Dengan tetap menjaga jarak fisik, segenap umat Islam menyalurkan upaya amal mereka kepada mereka yang paling terpukul oleh krisis ini, berdoa untuk menghormati kehidupan semua orang yang telah hilang.

Yang paling luar biasa, terlepas dari tantangan fisik karena kewajiban berpuasa, umat Islam akan terus melakukan apa yang telah mereka lakukan sebelum dan selama pandemi ini: memimpin di garis depan setiap hari sebagai dokter, perawat, ilmuwan, pemilik usaha kecil, pekerja harian, dan banyak lagi.

Inilah puncak keistimewaan bulan Ramadan 2020. Ada nilai kebaikan di setiap harapan dan amalan yang kita lakukan.

Kebaikan bukanlah sesuatu yang menuntut kerja keras. Kebaikan justru berasal dari tindakan sederhana yang tidak merugikan maupun membahayakan orang lain.

"Kebaikan adalah bahasa yang dapat didengar oleh orang tuli dan orang buta dapat melihatnya."

- Mark Twain -

Memakai masker saat keluar rumah adalah kebaikan. Menjaga jarak fisik dengan orang lain adalah kebaikan. Tidak berkerumun dan berkumpul dengan orang banyak adalah kebaikan.

Menyisihkan sebagian rejeki untuk membantu mereka yang kekurangan adalah kebaikan. Membeli dagangan teman dan tetangga sendiri adalah kebaikan.

Menulis artikel yang bermanfaat adalah kebaikan. Membagikan berita-berita positif adalah kebaikan.

Harapanku dan harapan kita semua agar pandemi Covid-19 segera berlalu tidak akan ada artinya jika kita semua tidak menambahkan nilai kebaikan di dalamnya. Sebuah harapan tidak akan menemui takdirnya jika tidak ada ikhtiar yang mendahuluinya.

Sematkan nilai kebaikan dalam setiap harapan dan doa kita di bulan Ramadan. Lakukan kebaikan di tempat kita sekarang juga. Karena itu adalah bagian-bagian kecil dari kesatuan yang bisa memperbaiki dunia.

"Semua kemudahan yang ada adalah untuk kita syukuri dan berbagi, bukan untuk membanggakan diri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun