Himam Miladi
Himam Miladi Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Terapkan Strategi Marketing Langit Saat Berjualan Selama Masa Pandemi

13 Mei 2020   09:02 Diperbarui: 13 Mei 2020   09:08 14503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terapkan Strategi Marketing Langit Saat Berjualan Selama Masa Pandemi
Sebagus apapun ilmu Marketing Bumi, tidak akan banyak berarti jika tidak menerapkan strategi Marketing Langit (ilustrasi diolah dari Canva)

Beberapa waktu lalu sebelum pandemi, saya diundang sebuah pondok pesantren mahasiswa di Kota Malang untuk memberi pelatihan digital marketing bagi siswa pondok dan UMKM yang tinggal di sekitar pondok pesantren tersebut. Dalam brosur yang dibagikan, tajuknya cukup fantastis, "Memadukan Strategi Marketing Bumi dan Marketing Langit".

Kalau strategi marketing bumi mungkin bisa dipahami. Yakni segala macam strategi pemasaran dan penjualan mulai dari Content Marketing, Copywriting, Social Media Marketing, Covert Selling, Cross Selling dan lain sebagainya.

Namun, sebagus apapun dan sebanyak apapun ilmu Marketing Bumi, tidak akan banyak berarti jika kita tidak memiliki ilmu dan strategi Marketing Langit.

Memangnya Ada Ilmu dan Strategi Marketing Langit?

Ada, dan malah sangat mudah untuk dipelajari dan diterapkan.

Sekarang, saya akan mengajak anda sekalian kembali ke masa 1400 tahun yang lalu, dan mendarat di jazirah Arab. Di sanalah sumber ilmu Marketing Langit itu berasal.

Siapa sumber ilmu dan teladan untuk belajar ilmu Marketing Langit itu?

Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Semasa hidupnya, Rasulullah SAW termasuk pedagang yang sukses. Beberapa sahabat r.a juga tergolong pengusaha besar, masuk kelompok konglomerat kalau menurut ukuran sekarang.

Sebut saja Abu Bakar, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Suhaib bin Sinan, dan masih banyak sahabat Rasulullah lainnya. Harta mereka, jika dikonversikan sekarang bisa mencapai milyaran rupiah.

Padahal, produk yang mereka jual juga tidak banyak macamnya. Ada yang cuma jual kain, ada yang cuma jual madu, ada yang cuma jual hewan ternak, ada yang jual hasil kebun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun