Himam Miladi
Himam Miladi Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jangan Terburu-buru, Resapi Kenikmatan Membaca Al-Fatihah

28 April 2021   20:06 Diperbarui: 28 April 2021   20:22 3161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Terburu-buru, Resapi Kenikmatan Membaca Al-Fatihah
Ada kenikmatan dan keberkahan yang sangat besar bila kita membaca Al-Fatihah dengan perlahan, tartil dan fasih (unsplash.com/Adli Hakim)

Berapa kali kita membaca surah Al-Fatihah dalam sehari?

Normalnya, kalau salat wajib 5 waktu kita tidak bolong berarti kita membaca surah Al-Fatihah sebanyak 17 kali. Dalam setahun, kita membaca Al-Fatihah 6.120 kali. Dan, seandainya kita baru mulai salat 5 tahun yang lalu, kita telah membaca Al-Fatihah sebanyak 30.600 kali!

Itu normal lho. Belum ketambahan bacaan Al-Fatihah ketika salat sunah lain seperti salat dhuha, tahajud, salat sunah rawatib dan terutama salat tarawih di bulan Ramadan. Juga belum ketambahan saat kita mulai mengaji yang biasanya kita awali dengan membaca Al-Fatihah pula.

Sekian puluh ribu, dan mungkin ada pula yang sudah membaca Al-Fatihah sekian juta kali selama masa hidupnya, sekarang coba kita bertanya pada diri sendiri: Apakah selama ini kita tahu artinya dan memahami maknanya?

Tidak!

Berjuta kali kita membaca surah Al-Fatihah sampai sekarang belum juga tahu arti setiap ayatnya. Kita selama ini membaca Al-Fatihah sambil lalu, tanpa pernah meresapi kenikmatan membacanya.

Saat membaca Al-Fatihah terutama waktu salat, kebanyakan kita membacanya tergesa-gesa, tanpa spasi, tanpa jeda, dan tentunya tanpa menikmatinya. Kita bisa melihat bagaimana umat Islam yang salat tarawih secara super kilat, membaca Al-Fatihah begitu cepatnya hingga tidak terdengar kejelasan huruf maupun bacaannya.

Padahal, ada kenikmatan dan keberkahan yang sangat besar jika kita membaca Al-Fatihah dengan tartil, fasih, dan menikmati setiap huruf yang kita baca.

Dalam Sebuah hadis qudsi (firman Allah yang redaksinya disampaikan Rasulullah Saw), Allah Swt berfirman :

"Aku membagi salat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk hamba-Ku".

Artinya, tiga ayat di atas: Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan hamba-Nya.

Ketika kita mengucapkan "Alhamdulillahi Rabbil 'alamin", Allah menjawab :"Hamba-Ku telah memuji-Ku".

Ketika kita mengucapkan "Ar-Rahmaanir-Rahiim", Allah menjawab : "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku".

Ketika kita mengucapkan "Maaliki yaumiddin", Allah menjawab :"Hamba-Ku memuja-Ku".

Ketika kita mengucapkan "Iyyaka na' budu wa iyyaka nasta'in", Allah menjawab : "Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku".

Ketika kita mengucapkan "Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzina an'amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhoolliin.", Allah menjawab : "Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku.. Akan Ku penuhi yang ia minta."

(H.R. Muslim dan At-Turmudzi)

Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat Al-Fatihah. Rasakan dan resapi betul-betul jawaban indah dari Allah, satu persatu.  Karena sesungguhnya Allah Swt sedang menjawab ucapan-ucapan kita.

Kemudian ucapkanlah "Aamiin" dengan penuh harapan dikabulkan, sebab malaikat pun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita.

"Barang siapa yang ucapan "Aamiin-nya" bersamaan dengan para malaikat, maka Allah akan memberikan ampunan kepada-Nya.". (H.R Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun